Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Seni Meminta Kata Pengantar Buku: Sebuah Pengalaman

21 Agustus 2022   20:20 Diperbarui: 21 Agustus 2022   20:41 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: merdeka.com

Siapapun yang memiliki hobi menulis terkadang merasa perlu mengabadikan dalam bentuk buku. Dalam hal ini buku fisik. Kalau buku digital, bahkan semua yang diposting di media sosial pun bisa dikatakan buku digital.

Kesan membaca buku fisik dan digital tentu beda. Buku fisik akan membuat pembaca lebih santai dalam membaca tanpa perlu membuka laptop atau HP. Resiko sakit mata bisa sedikit berkurang.

Akan tetapi jika buku digital, mata akan lelah karena berhadapan dengan layar monitor atau layar HP. Padahal layar monitor laptop menuntut pembaca untuk lebih banyak duduk, dalam posisi yang benar. Sedangkan kalau membaca lewat layar HP, tangan yang akan menerima resikonya. Pegal-pegal.

Kembali lagi ke buku fisik. Biasanya penulis akan meminta seseorang yang dianggap memahami materi dan dunia kepenulisan untuk memberikan Kata Pengantar saat mau menerbitkan bukunya. Seseorang itu menjadi sosok yang dihormati penulis.

Adapun seluk beluk tentang Kata Pengantar bisa dibaca dari tulisan ahlinya (Pak Bambang Trim), di sini .

Fungsi dari Kata Pengantar dan Prakata bisa diselami dari tulisan pak Bambang Trim di atas. 

Sekarang bicara tentang pengalaman meminta Kata Pengantar. Gampang-gampang susah. Terkadang ada penulis yang langsung menyatakan sanggup. Ada pula yang menolak dengan alasan yang tidak diungkapkan.

Padahal kriteria dianggap sebagai orang yang paham materi buku sudah terpenuhi. Yang bersangkutan ---sebut saja pak A--- merasa tidak pantas. Sampai di sini, ketika penerbit sudah mengejar deadline agar buku segera naik cetak bisa terjadi uring-uringan. Panik maksud saya. Hehehe.

Saya tak hanya sekali mengalaminya. Ya karena belum memahami maksud kenapa pak A ---yang saya mintai tolong untuk menuliskan Kata Pengantar meski hanya selembar--- menolak permintaan saya. 

Pernah juga ada yang menyanggupi ---sebut saja pak B--- tetapi akhirnya saya putuskan untuk memilih tokoh lain. Alasan saya, pak B terlalu sibuk. Saya juga merasa tak enak kalau harus sering menghubungi atau menanyakan perihal Kata Pengantar buku saya.

Pada akhirnya saya memilih tokoh dari daerah saya---pak C---. Lalu saya kabarkan kepada pak B yang semula menyanggupi dalam memberikan Kata Pengantar. 

Dalam perjalanannya, saya memahami kenapa pak B menginginkan saya memilih pihak lain yang berasal dari daerah saya sendiri. Memang beliau yang saya mintai berasal dari daerah lain.

Terakhir, tahun ini saya belum menerbitkan satupun buku. Padahal tahun kemarin bisa ngebut, mencetak tiga judul buku. Saya nekad menghubungi salah satu pejabat di lingkungan dinas kabupaten ---saya menyebutnya pak D---. 

Saya menghubungi pak D pada 15 Agustus 2022. Beliau langsung menyanggupi. Alhamdulillah. Allah memberikan kemudahan tanpa harus dag dig dug menanti kepastian.

Namun saya tak segera mengirimkan naskah buku kepada pak D. Tak seperti sebelum-sebelumnya. Biasanya saya langsung mengirimkan file jika yang saya mintai Kata Pengantar menyatakan bersedia.

Beberapa hari kemudian pak D mengingatkan kalau saya meminta Kata Pengantar untuk buku saya. Ya saya malah ditagih. Setelah ditagih, barulah saya mengedit naskah buku yang mau saya cetak. Lalu saya kirim file naskah kepada pak D.

Ternyata meminta Kata Pengantar memang seru. Sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi saya untuk belajar sabar dan menghormati mereka, baik yang menolak maupun bersedia meluangkan waktu untuk membaca naskah saya yang tidak terlalu istimewa.

Branjang, 21 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun