Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Entah Kapan

27 Desember 2021   20:43 Diperbarui: 27 Desember 2021   20:46 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: beritasatu.com

Aku ingin beliau tahu kalau aku dan keluargaku sudah berkecukupan untuk keperluan menyekolahkan anak dan kebutuhan hidup. 

***

Bulan Desember ini aku sedikit lega. Aku akan menjadi guru di sekolah negeri. Meski belum tahu juga kapan pemberkasannya.

Kuingat saat mau mengikuti seleksi ASN kemarin, di ruang ujian, aku sempat berpikir, "aku tuh di sini ngapain?". 

Pikiran itu muncul begitu saja. Di sela-sela mengerjakan soal-soal yang kubaca di monitor komputer SMKN 1 Wonosari.

Aku sudah memiliki sertifikat pendidik, jadi untuk seleksi itu cukup aman untuk nilai teknisnya. Namun aku tak mau hanya bermodalkan sertifikat pendidik. 

Pertanyaan-pertanyaan yang panjang membuatku berpikir, aku malu kalau perolehan nilaiku di bawah passing grade. Dengan berdebar-debar, aku menutup dan mengakhiri proses seleksi. Kuklik akhiri ujian, beberapa menit sebelum waktu habis. Alhamdulillah angka yang tertera di monitor komputer tak mengecewakan.

**

Empat guru dari sekolahku lulus seleksi ASN. Antara bahagia dan sedih kurasa. Ya...aku merasa menjadi bagian sekolah yang selama ini menjadi tempat pengabdianku. Rasanya tak karuan hatiku ini.

Guru hanya tujuh orang, lepas empat orang. Ahhhh... baru saja sekolahku melepaskan Kepala Sekolah yang baik, lalu disusul anak buahnya. Bisa dikata sekolah itu menjadi milik guru-guru.

"Saya cuma datang dari tempat asing, malah ditinggal pemilik sekolah. Ini gimana Bu?" Kepala Sekolah baru tersenyum. Tapi kuyakin beliau juga galau karena sekolah bisa oleng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun