Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Mini: Mimpi Semalam

4 November 2021   11:44 Diperbarui: 4 November 2021   11:50 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah. Subuh ini aku bangun dari tidur yang lumayan nyenyak. Ya, aku mengalami kecemasan berlebih. Jadi, tidur nyenyak adalah berkah luar biasa. Menurut dokter yang menanganiku, itu karena stress yang berkepanjangan.

Aku duduk di samping si kecil yang semalam wayangan. Sungguh anak yang menggemaskan tetapi lumayan bikin lelah. Tetapi tak apa, darinya aku belajar banyak untuk menjadi ibu yang baik.

Sembari duduk, aku mencoba mengingat mimpiku semalam. Bukan mimpi buruk, bukan pula mimpi indah. 

Entahlah bagaimana aku menggambarkan mimpi itu. Samar-samar mimpi itu kuingat. Padahal sudah lama kuenyahkan dia dari pikiranku dan aku tak memikirkannya sebelum tidurku.

***

Tiba-tiba orang yang pernah mengisi hariku hadir. Meski dia bersama isterinya. Aku mengenali wajahnya, seperti yang kulihat pada foto profil FBnya. Begitu juga dengan wajah isterinya.

Bertemu tanpa sengaja. Tetapi kami begitu akrab. Mungkin karena aku telah menemukan pasangan sendiri dan melupakan rasa sakit hatiku.

Orang yang pernah mengisi hariku sebenarnya tak pernah kujumpa sekalipun. Entah kenapa dulu aku begitu menikmati hari-hari bersamanya. Seolah dialah yang akan mengimami setiap shalatku.

Mungkin aku berlebihan waktu itu. Sungguh konyol! Menyukai orang yang sama sekali belum pernah kujumpa. Komunikasi hanya lewat SMS. Maklum zaman jadul. Hahah..

Dulu aku mengancamnya akan melaporkan ke kantor polisi kalau menggangguku. Dia tertawa saja. Tetapi dia terus menghubungiku.

Dia mengakui identitasnya. Nama lengkap dituliskannya di SMS. Itu karena aku mengaku sakit.

***

Hubunganku dengannya pada akhirnya seperti yang kubayangkan. Kami ditakdirkan tak bersama. Entah karena salah paham atau memang aku yang kegedean rasa.

Meski belum pernah bertemu sekalipun, aku sudah mengantongi identitasnya. Aku kadang tertawa dalam hati, buaya dikadalin. 

Aku yang hanya seorang guru WB ngadalin seorang TNI. Uhukkk. 

Jadi meski tak pernah bertemu, akhirnya aku bisa menemukan wajahnya di akun FBnya. Doaku dulu terkabul. Dulu aku berdoa suatu saat bisa "menemukannya".

***

Semalam aku bertemu dengannya. Dia tak mengenaliku. Ini jelas, karena dia hanya mengenal nama panggilanku saja. Katrin.

Kalau dia mau mengecek di akun sosmed apapun tak akan menemukanku. Nama akunku menggunakan nama asliku. Nirmala Katrina Sari.

Aku cukup mengetahui saja rupa fisiknya. Tak ku-add karena aku tak mau kalau dia tahu bagaimana wajahku. Biar saja suami, saudara dan rekanku yang mengetahui.

Kalaupun suatu saat bertemu, aku hanya berdoa, semoga kondisinya seperti dalam mimpiku. Akrab tetapi tetap menjaga hati untuk pasangan kami masing-masing.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun