Waktu itu kan kadang TPA di rumah ustadz favoritku, pak Rifan. Iya, beliau bapakmu. Karenanya aku senang saja saat TPA dipindahkan ke rumahmu itu. Apalagi sering diberi minuman dan snack ringan. Itupun yang menyuguhkan ya kamu! Dijamin aku senyum-senyum sendiri ketika pulang ke rumah.
***
"Kamu sekarang kerja di mana, Klas?" Tanyamu setelah berpuluh tahun tak bertemu dan ngobrol. Hatiku yang menyimpan perasaan sedari kecil bergetar.
"Di sini," jawabku asal saja. Entah kenapa kulakukan itu. Padahal akan lebih baik dan menenangkan hatiku kalau aku jujur.
Saat itu kamu terlihat kesal. Kukatakan hal yang sama saat kamu mengulangi pertanyaanmu itu.
Tak lama kamu pergi dari hadapanku.
"Kamu ditanya kok jawabnya ketus begitu sih?" Rendra ---teman kita saat nyantri dulu dan tahu bagaimana perasaanku padamu--- heran dengan sikapku padamu.
"Ntar nyesel lho kamu," ucapnya lalu meninggalkan aku.
***
"Mukhlas kecil..."Â
Kubaca chat yang masuk ke kontak isteriku. Ya kamu dan isteriku berteman baik. Bahkan kuliah penyetaraan bareng.