Ketika berharap datangnya malaikat pencabut nyawa tanpa merepotkan anak-cucu juga sebuah doa yang tak berlebihan. Ya karena saat ibu menua, anak pasti sudah dewasa dan berkeluarga.Â
Kerepotan demi kerepotan hadir setiap waktu. Karena seorang ibu telah merasakan lebih dulu bagaimana kerepotan mengurus keluarga, hingga terbersitlah keinginan dan menjadi doa agar saat tuanya tidak merepotkan anak-cucu.
Kebahagiaan anak-cucu adalah kebahagiaan orangtua. Ada kelegaan hati saat anak-cucu sehat, sukses dan tak lupa mendoakan orangtuanya.
Mentas-nya anak-anak membuat hati tenang. Perjuangan membesarkan anak yang disertai dengan suka-duka seakan terbayar ketika anak mentas atau sukses, mandiri dan bermanfaat bagi sesama serta agama.
Tak berlebihan sekali doa ibu. Mungkin juga ibu-ibu lain di luar sana. Betapa mereka menyayangi buah hati tanpa harap balasan.
Membalas perjuangan orangtua khususnya ibu memang tak mungkin bisa dilakukan oleh siapapun di muka bumi ini. Peluh keringat, air mata, bahkan air susunya yang menghidupi buah hati tak ternilai apapun.
Doa ibu pun terkabulkan. Beliau berpulang saat keempat putrinya sudah menikah dan bekerja. Tanpa merepotkan kami semua.
Hanya doa untuknya, semoga Allah mengampuni dosa-dosa ibu dan menempatkannya di surgaNya tanpa hisab.Â
Kini doa yang sama ---dengan doa ibu--- saya panjatkan kepada Ilahi. Biarlah anak-cucu tak begitu terbebani dan tak menjadi generasi sandwich.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H