Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Kritis pada Tayangan Televisi, Berkah atau Musibah?

21 November 2020   08:43 Diperbarui: 21 November 2020   08:47 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: liputan6.com

Begitu juga ketika si sulung memutuskan untuk tidak mau berpakaian warna hijau ketika ke pantai, dia sudah belajar menarik kesimpulan dan mengambil pelajaran serta solusi yang tepat. Meski sebenarnya belum tentu kebenaran dari cerita Roro Kidul.

Malah saya juga tersenyum dan membatin, "kok sama dengan ibu dulu. Pas masih kecil diceritai kalau nggak boleh mengenakan pakaian warna hijau saat ke pantai biar nggak dibawa arus laut selatan."

Berkah atau musibah?

Menilai berkah atau musibah saat anak mulai kritis pada tayangan televisi, semua tergantung pada tayangan yang ditonton. Jika yang ditonton adalah tayangan kategori untuk usia anak ya tentu menjadi berkah. Artinya anak belajar tentang ilmu, pengetahuan sekaligus solusi terhadap sebuah situasi. 

Namun jika yang ditonton bukan tayangan untuk remaja atau dewasa, tentu menjadi musibah. Saya kira semua setuju dengan hal ini.

Semoga para orangtua, termasuk saya, bisa mendampingi dan mengarahkan anak agar menyaksikan tayangan yang sesuai peruntukannya. Agar anak bisa berpikir sesuai usia dan tidak dewasa sebelum waktunya. 

Bagaimanapun orangtua pastinya tidak mau jika anak rusak karena tayangan televisi yang tidak sesuai dengan perkembangan kejiwaan anak. Anaklah yang akan menjadi pemimpin masa depan. Biarkan mereka kritis sesuai usianya dan kita sebagai orang tua harus siap menjawab pikiran kritisnya dengan bahasa yang mudah dipahami.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun