Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Kritis pada Tayangan Televisi, Berkah atau Musibah?

21 November 2020   08:43 Diperbarui: 21 November 2020   08:47 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: liputan6.com

"Iya, Bu!"

Saya menjelaskan kalau Roro Jonggrang itu ceritanya tentang pendirian Candi Prambanan. Bukan tentang pantai atau laut. Saya memintanya agar mengingat-ingat lagi. 

"Kalau ceritamu tadi itu cerita Roro Kidul, Za..."

Setelah mengingatkan nama Roro Kidul, barulah saya kembali menekankan kalau cerita seperti itu hanya cerita karangan. Seperti cerita rakyat lainnya.

Meski hanya cerita karangan atau rekaan manusia, namun ada nilai atau pelajaran yang bisa diambil hikmahnya.

"Tapi kalau kamu pernah mendengar cerita tentang kisah nabi, itu beneran ada." Jelas saya di akhir percakapan saat jalan-jalan pagi. Dengan penekanan itu, saya ingin dia dan nanti adik-adiknya tahu kalau nabi itu bukan cerita rekaan seperti Roro Jonggrang atau Roro Kidul.

"Kalau nanti ke pantai, aku nggak mau pakai baju hijau ah. Takut diculik Roro Kidul!"

Anak Belajar Menarik Pelajaran dari Tayangan Televisi

Ketika si sulung tak menyukai sinetron atau tayangan lain, saya menganggap bahwa dia sudah dapat menarik kesimpulan bahwa tayangan itu tidak asyik baginya.

"Adanya orang bertengkar! Aku nggak mau nonton!" Begitu ceritanya.

Saya tersenyum dan kembali memberitahu kalau misalnya tahu bertengkar itu tidak baik ya tidak boleh bertengkar dengan adik atau teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun