"Iya, Bu!"
Saya menjelaskan kalau Roro Jonggrang itu ceritanya tentang pendirian Candi Prambanan. Bukan tentang pantai atau laut. Saya memintanya agar mengingat-ingat lagi.Â
"Kalau ceritamu tadi itu cerita Roro Kidul, Za..."
Setelah mengingatkan nama Roro Kidul, barulah saya kembali menekankan kalau cerita seperti itu hanya cerita karangan. Seperti cerita rakyat lainnya.
Meski hanya cerita karangan atau rekaan manusia, namun ada nilai atau pelajaran yang bisa diambil hikmahnya.
"Tapi kalau kamu pernah mendengar cerita tentang kisah nabi, itu beneran ada." Jelas saya di akhir percakapan saat jalan-jalan pagi. Dengan penekanan itu, saya ingin dia dan nanti adik-adiknya tahu kalau nabi itu bukan cerita rekaan seperti Roro Jonggrang atau Roro Kidul.
"Kalau nanti ke pantai, aku nggak mau pakai baju hijau ah. Takut diculik Roro Kidul!"
Anak Belajar Menarik Pelajaran dari Tayangan Televisi
Ketika si sulung tak menyukai sinetron atau tayangan lain, saya menganggap bahwa dia sudah dapat menarik kesimpulan bahwa tayangan itu tidak asyik baginya.
"Adanya orang bertengkar! Aku nggak mau nonton!" Begitu ceritanya.
Saya tersenyum dan kembali memberitahu kalau misalnya tahu bertengkar itu tidak baik ya tidak boleh bertengkar dengan adik atau teman.