"Mau bicara apa, mas?"Â
Aku memberanikan diri untuk bertanya. Soalnya kamu kan harus segera ke masjid. Mosok gara-gara bicara sama aku, kamu harus telat ke masjid.
Jumatan itu wajib. Semua lelaki muslim yang rajin shalat dan rajin Jumatan itu keren banget bagiku.
"Sik..."
Kamu mulai mengajukan pertanyaan demi pertanyaan padaku. Namun tanpa suara. Alias, kamu mengetikkan pertanyaanmu di layar HPmu.Â
Aku tertawa dalam hati.Â
"Kenapa tanya pake HP sih? Wong ya ketemu langsung gini kok...", batinku.
Oh iya. Waktu itu pertanyaan yang kamu ajukan hanya kujawab iya atau tidak. Hihii.Â
Intinya, kamu tanya aku sudah punya seseorang yang dekat denganku ataukah belum. Lalu kamu menyatakan perasaanmu.
Aku tak langsung mengiyakan atau menolakmu. Pasti kamu ingat.Â
Aku minta waktu seminggu untuk memikirkan bagaimana perasaanku padamu. Soalnya aku bingung juga, khawatir kalau salah memberi keputusan.