Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Komunikasi Sesama Junior di Tempat Kerja

13 September 2020   11:56 Diperbarui: 13 September 2020   12:00 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang akan saya ceritakan kali ini adalah tentang pengalaman saat pertama kali saya mengajar di SD swasta. Alhamdulillah sampai saat ini saya masih mengajar di SD ini.

Saya mengajar pertama kali tahun 2005, tepatnya bulan Juli. Bersamaan dengan mulainya saya bekerja, ada juga seorang PNS dari Kemenag yang diperbantukan di sekolah tempat kerja saya. PNS itu lelaki yang masih muda tetapi sudah berkeluarga. Putranya satu. 

Guru lain yang mengajar di sekolah kami termasuk guru yang mengajar saat saya masih SD dulu. Rasanya luar biasa bahagia ketika bisa sekantor dengan mereka.

Sebagai seorang junior saya tentunya menjaga diri agar tidak aneh-aneh selama di kantor. Saya pernah ingat seorang siswa yang bercerita di rumahnya kalau guru yang paling ganteng itu pak X, dan yang paling cantik itu saya. 

Saya tertawa saat diceritai orangtuanya. Ada-ada saja. Padahal saya biasa saja. Mungkin karena guru lain sudah sepuh, jadi guru yang paling muda dianggap paling cantik.

Dalam ketugasan saya, sekolah mempercayakan mata pelajaran IPS, karena waktu itu masih KTSP. Selain itu saya dipercaya untuk menjadi salah satu pembina kepanduan di sekolah bersama pak X.

Saya tentu menyanggupi meski sebenarnya kurang memahami dunia kepanduan. Dengan modal bismillaah dan bantuan pak X saya menjadi pembina beberapa semester.

Karena seringnya berkomunikasi dan saya sering SMS pak X ---waktu itu komunikasi yang paling ngetren ya SMS--- saat saya baru ada jadwal mengajar di sebuah SMP. Ya waktu itu saya mengajar di dua tempat.

Maklum waktu itu beban mengajar masih 18 jam pelajaran perminggu. Tak seperti saat ini di mana beban mengajar perminggunya 24 jam pelajaran.

Pernah satu kali saya SMS pak X karena ada rapat mendadak di SMP. Tak berapa lama ada balasan SMS. Ternyata yang membalas SMSnya adalah istri pak X.

"HPnya ketinggalan, mbak," balasan dari istri pak X. Istri pak X memang biasa menyapa saya dengan sapaan mbak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun