Kumemandangi layar HPku. Kubuka aplikasi WhatsApp. Pada kolom pencarian chat kutulis nama Refan. Seharian ini tak ada chat-nya yang masuk. Memang kemarin pagi dia sempat cerita kalau beberapa hari ke depan dia sibuk webinar. Jadi dia kemungkinan tak bisa menghubungiku.
Hatiku merasa sepi. Malam ini malam Minggu. Memang kami tak biasa keluar rumah untuk kencan. Namun, biasanya kami telpon atau video call-an.
"Ah, mungkin aku harus terbiasa dengan kesibukannya."
**
Hampir seminggu tak ada chat-nya yang masuk. Ya...kukira dia sudah asyik dengan dunianya. Toh aku juga bukan siapa-siapa. Hanya menjadi teman dekatnya. Teman dekat belum tentu menjadi isterinya.Â
Untuk menghubunginya, aku juga tak enak. Pernah sekali aku menelponnya saat dia webinar. Apa katanya?
"Aku baik-baik saja. Kamu tak perlu meneleponku dulu."
**
Minggu pagi yang cerah. Kusambut dengan ceria. Tak ada rencana ke manapun. Lebih baik tetap berada di rumah. Rebahan.
"Sayang, kita jalan-jalan yuk!" Notifikasi WA dari mas Refan masuk. Aku malas membukanya. Sejak kapan pula dia menyapaku sayang. Tak kuhiraukan WAnya. Namun, dia malah melakukan video call. Tak kuangkat juga.
"Kok nggak dibales, yang?"