Kuhela nafas. Rupanya menjadi orang dekat mas Refan tak seenak saat dia belum tenar. Rasanya kurang nyaman.
Aku sih maklum dan sadar kalau berwajah ndeso, sementara mas Refan wajahnya tampan. Bagai langit dan bumi. Kalau duduk bersebelahan terlihat tidak serasi sama sekali.
Jujur, dulu saat mas Refan pedekate dan menyatakan perasaannya, aku juga ragu. Banyak perempuan yang berlomba menjadi kekasihnya. Semua cantik dan kekinian.
"Cantik itu kan relatif." Ujarnya dulu.
Aku gamang untuk menjawab iya ataukah tidak mas Refan.
"Cinta bukan perkara cantik dan kekinian kan? Tapi kenyamanan hati."
**
Waktu mas Refan saat ini tersita untuk menyiapkan konten channelnya. Dari hari ke hari, dia sibuk, sibuk dan sibuk. Makanya aku tak boleh mengganggunya.Â
"Kamu menyimak live streaming di channelku saja, dik. Nanti malam. Biar konten kamu bisa lebih keren," chat-nya kemarin pagi. Ceritanya dia mau sharing kesuksesannya sebagai Youtuber terkenal.
"Aku kan harus mengoreksi dan merekap tugas siswa, mas. Sampai malam belum tentu selesai."
**