"Nggak usah buru-buru, nak. Kan Bu guru ngasih batas waktu sampai jam delapan malam." Ucap ibu sambil mengajakku makan malam.
Aku cemberut. Rasanya aku mau nangis. Aku merasa ibu dan ayah tidak mengerti aku.Â
Aku segera makan dengan ayah dan ibu. Tetapi nasi dan lauk di piring tidak kuhabiskan. Aku menuju kamar. Dua tugas dari Bu guru belum aku kerjakan. Padahal sekarang pukul 18.45.
**
Aku mengerjakan tugas pelajaran Tematik dulu. Menentukan ide pokok. Dulu di kelas IV pernah aku pelajari. Kukira aku bisa mengerjakannya dengan mudah.
Aku memang senang dengan materi membaca seperti itu. Tetapi kalau Matematika, aku kesulitan. Aku harus dibantu untuk mengingat kembali cara menjumlahkan pecahan yang penyebutnya berbeda.
"Sudah selesai, nak?" Ayah berdiri di pintu kamar. Lalu ayah mendekatiku.
Aku menggelengkan kepala.
"Matematikanya belum, yah." Ucapku sebal.
Ayah mendekatiku dan duduk di kursi sebelahku.
"Sini ayah ajari. Begini-begini ayah dulu jago pelajaran Matematika lho..."