Bagaimana reaksi anak didik ketika diajak belajar dan bermain di situs yang dikunjungi? Merasa tertarikkah?
Begini, saya dulu kuliah di jurusan pendidikan sejarah. Pada jurusan ini setidaknya kami KKL tiga kali dengan mengunjungi beberapa tempat bersejarah.Â
Ada beberapa mahasiswa yang antusias dalam mencermati benda-benda bersejarah baik di museum, situs atau candi. Ada juga yang biasa-biasa saja. Bahkan ada yang lebih senang berfoto ria.
Lumrahkah?Â
Saya katakan bahwa dalam masa pendidikan perkuliahan seharusnya mahasiswa sangat antusias. Mereka terjun langsung ke peninggalan sejarah baik insitu maupun eksitu.
Namun namanya motivasi mahasiswa dalam berkuliah juga tak sama. Jadi saya pribadi, sebagai mahasiswa, dulunya tak terlalu memikirkan bagaimana teman saya. Saya hanya memikirkan bagaimana biar cepat lulus kuliah.
Nah, jika menilik dunia mahasiswa yang seperti itu, maka saya rasa pada tingkatan anak ---terutama SD---, jika mau diajak ke lokasi situs bersejarah dan bersemangat berkeliling itu sudah cukup.
Ya mereka perlu mengenal dulu. "Oh...ini yang namanya benda bersejarah." Paling tidak mereka berpikir seperti itu.
Nanti setelah mereka diajak ke situs-situs bersejarah lainnya maka akan ada kesan bahwa meski benda bersejarah meski terlihat kuno, ternyata sangatlah berharga. Tak bisa digantikan dengan uang seberapapun.
Saat itu para siswa sulit memahami cara pelestarian peninggalan sejarah. Begitu saya ajak berwisata sejarah, mereka bisa lebih paham tentang peninggalan sejarah itu apa. Hingga bisa menyimpulkan bahwa peninggalan sejarah harus dijaga dan dirawat siapapun.