Anak biasanya protes dengan bahasanya.
"Ya kita banyak berdoa ya, ndhuk. Biar virus Corona lekas hilang."
Pada saat akhir-akhir libur, anak ikut serta dalam kegiatan edukasi di kampung. Sebuah kegiatan yang dilatarbelakangi kesulitan dan keluhan orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Namun kegiatan ini rasanya juga akan terhenti saat BDR mulai aktif lagi.
Kegiatan edukasi tersebut dilaksanakan bakda Asar. Anak-anak belajar iqra, Al-Qur'an, hafalan, unggah-ungguh bersama para guru atau ustadz-ustadzahnya.Â
Sementara saat pagi atau siang saya mengajak anak-anak untuk nyicil belajar materi di kelas barunya. Anak-anak saya beri pengertian dulu agar mereka mau belajar meski hanya sebentar.
Ya... saya mengajak anak-anak belajar materi tersebut sebelum tiba tahun ajaran baru. Curi start. Saya kira itu tidak buruk juga bagi anak. Anak akan mendapatkan pengetahuan dari sebuah materi sebelum temannya mendapatkan hal yang serupa.
Mereka senang-senang saja saat menerima buku tadi. Ya meski saat belajar mereka kadang merasa lelah dan malas.Â
Nah... dalam kondisi seperti ini, saya hanya memberikan sedikit materi. Dan untuk menyuntikkan semangat, saya selalu mengatakan kepada anak-anak bahwa nanti mereka tak harus mengerjakan ulang tugas dari guru kalau BDR sudah tiba.
Jadi jika mereka sudah mengerjakan di buku tugas secara rapi, mereka tinggal melanjutkan materi-materi lainnya. Saya sebagai orangtua juga merasa sedikit ringan dengan ketugasan anak. Saya tinggal melaporkan tugas mereka kepada guru kelas mereka masing-masing.
Jikapun tugas tidak diambilkan dari buku paket siswa, setidaknya anak-anak saya sudah memiliki sedikit ilmunya. Saya tinggal mengingatkan materi jika mereka ternyata lupa.Â