Hai... Aku Rizki. Aku sekarang kelas IV. Oh iya, di semester dua kali ini, aku disekolahkan di sekolah yang sangat jauh dari rumah. Ini karena aku dipondokkan sama ibu dan bapak. Biar jadi anak yang Sholeh. Begitu katanya.
Dengan terpaksa, aku menuruti keinginan ibu dan bapak. Aku mondok. Di pondok itu aku bertemu teman santri yang beda-beda sifatnya.
Pertama kali aku sangat kaget. Aku pernah berkelahi. Sedih rasanya dan ingin pulang ke rumah rasanya. Namun ustadz-ustadzah selalu menghiburku.Â
Di sekolah tempatku belajar pun aku pernah bertengkar dengan santri sekelasku, Afnan. Aku dituduh keluar kelas tanpa izin Bu guru. Aku kesal. Wong aku izin kok sama Bu guru. Akhirnya saat jam istirahat, aku berkelahi.
Bu guru yang tadi sudah di kantor, kembali lagi ke kelas. Bu guru melerai kami. Lalu menasehati kami. Karena aku merasa tidak bersalah, aku membela diri.Â
**
Kini aku belajar di rumah. Ya karena virus Corona yang menakutkan. Dari berita di tivi, virus itu mematikan. Orang yang terkena virus itu badannya panas, batuk, tenggorokan sakit.
Di saat virus Corona terdengar di tivi-tivi dan aku belajar di rumah, aku malah sakit. Badanku panas dan tenggorokan sakit. Aku takut kena virus Corona.
Di saat aku sakit dan mau periksa ke dokter, ibu guru mendoakan agar aku sembuh. Bu guru selalu menanyakan kesehatanku dan mengirimkan salam untukku.
Tentang tugas sekolah, aku bisa mengerjakan di hari lain. Yang penting aku bisa segera sehat. Begitu nasehat Bu guru.Â
Ternyata meski belum lama belajar dengan Bu guru, Bu guru sangat baik. Aku jadi kangen Bu guru, teman-teman dan sekolah baruku. Juga pondok.
**
Penilaian Akhir Tahun tiba. Bu guru memberikan soal lewat blognya. Aku dibantu ibu dan bapak. Ibu dan bapak bergantian membacakan soalnya. Aku senang, ibu bapakku perhatian juga padaku.Â
Soal-soal selesai kukerjakan dan dilaporkan kepada Bu guru. Tinggal satu, soal Basa Jawa. Soalnya satu. Aku diminta menceritakan pengalaman belajar di rumah dengan bahasa Jawa.
Oh iya. Ini yang kuceritakan kepada bu guruku.
Pengalaman Sinau no Ngomah
(Pengalaman Belajar di Rumah)
Aku neng ngomah wes kurang luwih 3 sasi. Selama aku no ngomah akeh pengalamanku. Sesasi poso aku iso sahur bareng karo keluarga. Rasane no ati ayem. Aku bersyukur penting diparingi kesehatan.
(Aku di rumah kurang lebih 3 bulan. Selama aku di rumah banyak pengalamanku. Sebulan puasa aku bisa sahur bersama keluarga. Rasanya hatiku senang. Aku bersyukur yang penting diberikan kesehatan)
Samben dino aku mbantu ibuku nyapu, Karo umbah-umbah. Kadang aku Melu simbahku no tegalan. Terus aku jedol telone. Tekan omah dionceki terus dikumbah njur digodok, digoreng. Rasane nikmat banget.
(Setiap hari aku membantu ibu. Menyapu dan mencuci pakaian. Kadang aku ikut Simbah ke ladang. Di sana aku memanen ketela. Sampai di rumah ketela dikupas, dicuci, direbus dan digoreng. Rasanya nikmat sekali.)
Selama aku no ngomah Bu guru kadang ngirim tugas sekolahan nggo 5 dino. Aku le ngerjakke diwarahi ibuku Karo bapakku nek pas no ngomah, ora kerjo.
(Selama aku di rumah Bu guru kadang mengirimkan tugas untuk 5 hari. Aku mengerjakannya dibantu ibu dan bapak kalau berada di rumah, tidak kerja.)
Aku rasane kangen karo konco pondok, bapak ibu pondok lan bapak ibu guru no sekolahanku. Isoku mung doake mugo-mugo kabeh diparingi sehat, dowo umure. Aamiin.
(Aku rasanya kangen teman pondok, bapak ibu pondok dan bapak ibu guru di sekolah. Bisaku hanya mendoakan semoga semua sehat, panjang umur. Aamiin)
Aku no ngomah Alhamdulillah ora lali sholat 5 wektu. Nek Maghrib, Isya aku no masjid cedhak omahku. Subuh, luhur, asar mung sholat no ngomah. Karo berdoa kanggo sak keluargaku. Karo berdoa covid 19 ben ilang. Terus bali no pondok kumpul konco.
(Aku di rumah Alhamdulillah tidak lupa shalat 5 waktu. Kalau Maghrib dan Isya aku shalat di masjid dekat rumah. Subuh, Dhuhur, Asar aku shalat di rumah. Sambil berdoa untuk keluarga dan berdoa agar Covid lekas hilang. Terus aku bisa kembali ke pondok, berkumpul dengan teman-teman.)
Itu isinya. Jelek ya? Tetapi aku mengerjakan sebisaku. Kalau sulit membahasa jawakan kata, aku tanya pada bapak. Hehee
Kata bapak, setelah tugas dilaporkan, pekerjaanku itu dibuat status di WA Bu guru. Aku senang sekali.Â
***
Inspirasi dari cerita pengalaman dari siswa kelas IV.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI