Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Derita Keluarga Mbah Dar

14 Juni 2020   06:12 Diperbarui: 19 Juli 2020   07:57 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: suara.com

Mbah Dar Putri menggelengkan kepala. Di wajahnya yang terlihat mengeriput dan lelah, aku bisa menerka kenapa sampai dia tidak selera makan.

Ya...namanya suami baru sakit. Sakitnya pun ada hubungannya dengan saluran pernapasan. Setelah dirontgen sang suami harus dirawat di rumah sakit dan pastinya diisolasi.

Banyak hal yang menjadikan hati sedih dan pikiran kalut. Meski Rapid Test menunjukkan negatif Corona, ada saja kekhawatiran jika tetangga akan menjauhi, dibenci orang dan sebagainya.

Di sisi lain, Mbah Dar Putri tidak bisa menunggui suami yang dirawat. Padahal setiap harinya mereka selalu bersama. Ke sawah, masjid, dan di rumah selalu saling membersamai.

Ah...Mbah Dar Putri. Dia memang bukan perempuan yang melahirkanku. Tetapi dialah satu-satunya adik perempuan ibuku yang tersisa. Sejak ibuku masih ada, Mbah Dar Putri sangat dekat dengan ibu.

Ketika ibu menyelenggarakan hajatan, pasti dibantu Mbah Dar Putri. Ya kulihat mereka sangat kompak. Saling dukung. Bahkan ketika ibu stroke dan mengharuskan sering berada di rumah, Mbah Dar Putri sering ke rumah untuk mengobrol. 

Aku yakin itu menenangkan ibu. Maklum keempat anak ibu memang tak selalu berada di dekat ibu.

**

Beban berat menjadi keluarga PDP ---Pasien dalam Pengawasan--- sangat luar biasa. Aku yang bukan dari keluarga PDP secara langsung saja bisa merasakan kepedihannya.

Ya. Aku tahu perasaan itu dari keluarga Mbah Dar. Keluarga yang masih saudara dekat. Karena kedekatan kami, aku sampai menitikkan air mata ketika tahu bahwa Mbah Dar diisolasi di rumah sakit.

"Mbak, kalau takut sama keluargaku, bilang ya! Biar kami menjauh!" Tiba-tiba WA dari Bulik Lala muncul di notifikasi HPku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun