Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingin Selingkuh? Lihatlah Mata Tak Berdosa Itu...

4 Juni 2020   14:12 Diperbarui: 4 Juni 2020   14:05 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pxhere.com

Di luar sana begitu banyak contoh betapa memprihatinkannya anak-anak "broken home". Jika kita tanyakan kepada mereka, pasti mereka ingin memiliki keluarga yang utuh. Ada ibu dan bapaknya.

Anak-anak "broken home" biasanya memiliki perilaku yang cenderung negatif. Hal ini karena mereka ingin diperhatikan oleh orang terkasihnya. Sayangnya kasih sayang ---perhatian--- tak mereka dapatkan.

Mereka meluapkan kekesalan karena kurangnya perhatian dengan berperilaku yang menyimpang. Entah merokok, ngeyel, tingkah laku kriminal, dan sebagainya.

Melihat kondisi anak "broken home" itu, tentu tidak kita inginkan terjadi pada anak kita bukan?

Jadi, melihat dan memikirkan mata tak berdosa itu akan menghaluskan dan meluluhkan emosi sesaat. Toh jika mau mencari sosok idaman lain, belum tentu lebih baik daripada pasangan kita.

Ketika mulai keistimewaan orang, maka kita juga perlu memikirkan bahwa pasangan kita bisa jadi sangat istimewa bagi orang lain. Tentu keistimewaan pasangan tak boleh lepas dari kita.

Tinggal bagaimana kita mensyukuri saja karena sudah diberikan pasangan olehNya. Dengan bersyukur, maka hati akan terjaga dan komitmen akan terus dipegang bagaimanapun keadaannya. 

Semoga saja rumah tangga yang dibangun sekian lama, tidak hancur dalam sekejap hanya karena memiliki idaman lain di hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun