Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengenang Gempa Yogya, Pelarian yang Baik tuk Lupakanmu

27 Mei 2020   09:25 Diperbarui: 27 Mei 2020   09:29 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat belas tahun yang lalu.

Kau ingat, di kota tercinta kita terjadi musibah luar biasa? Ah...kuharap kau mengingat kejadian itu. Kejadian yang menyebabkan dirimu akhirnya kembali lagi ke kampung halamanmu. Meski tak lagi menemuiku.

Ya gempa Jogja. 27 Mei 2006. Dengan kekuatan 5,9 Skala Richter selama 57 detik. 

Pagi hari yang tenang, tiba-tiba kudengar suara deru yang cukup keras. Waktu itu aku akan mengantar ibu ke pasar Wage. Membeli makanan khas yang pasti juga kau rindukan, puli-tempe, kicikan, dan lainnya. 

Waktu itu aku di depan rumah menunggu ibu yang tengah bersiap ke pasar. Seolah ada suara truk besar lewat di perkampungan tempatku tinggal. Sangat keras suaranya. Setelah beberapa detik barulah kusadar bahwa ada gempa saat itu. Kulihat pohon jati di depan rumah bergoyang beberapa saat.

Pastilah saat itu kau sudah tak ada di bumi hanadayani kita. Kau telah kembali ke tempat tugasmu, sebagai abdi negara, setelah terjadi perselisihan denganku. Ah...bukan. Bukan perselisihan. Tepatnya kesalahpahaman.

**

Saat bumi Jogja diguncang gempa yang cukup besar dan orang di perantauan banyak yang pulang kampung untuk menemui sanak saudara, sebenarnya kunantikan kabar darimu. Tapi tak kau tahu itu. Dan aku tak lagi perlu mengomunikasikan denganmu.

Ya semua terasa tak mungkin. 

Tahukah kau? Karena kesalahpahaman denganmu dan sulitnya aku melupakanmu, bahkan gempa susulan yang cukup menakutkan di Jogja saat itu, tak membuatku takut.

Entah kekuatan apa. Atau mungkin aku putus asa dengan keadaanku? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun