Salah seorang teman saya mengirimkan pesan beberapa hari yang lalu. Waktu itu saya membagikan kemenangan dalam event menulis cerpen dengan genre bebas.Â
Apa yang ditanyakan oleh teman saya itu? Dia menanyakan kepada saya, bagaimana cara membuat atau menulis cerpen.
Saya agak bingung juga untuk menjawab pertanyaan tadi karena saya menulis cerpen tidak memiliki cara atau trik khusus.Â
Saya mencoba mengingat-ingat bagaimana saya bisa menulis cerpen. Saya tak pernah kursus secara khusus pada cerpenis atau mengikuti forum kepenulisan naskah cerpen secara khusus.
Dalam menulis cerpen, pertama kali pastinya saya harus punya ide atau gagasan dulu. Dan ide atau gagasan bisa berangkat dari hal-hal atau topik yang terdekat dengan dunia saya sebagai ibu atau pendidik. Dengan begitu nantinya akan mempermudah dalam proses penulisan naskah cerpen dan pengeditan.
Selain berasal dari dunia yang dekat dengan keseharian, ide juga bisa didapatkan setelah mendengarkan lagu, menonton film ---anak-anak maupun remaja atau dewasa---, kejadian yang sedang viral dan sebagainya. Atau ide dari kisah orang lain yang seru dan menarik untuk ditulis dalam sebuah cerpen. Bahkan dari sebuah gambar pun bisa membuat ide muncul seketika.
Ketika ide sudah muncul, langkah berikutnya adalah menentukan unsur-unsur cerita, mulai dari tokoh, karakter, sifat tokoh, setting baik setting tempat, waktu dan situasi. Kesemua unsur ditulis dalam bentuk konsep atau draft, agar jika tidak segera ditulis, ide dan unsur cerita tidak hilang begitu saja.
Saya contohkan saja, ketika mendengar lagu Nyamuk Nakal, sebuah lagu anak-anak zaman dulu, maka muncullah ide untuk membuat cerita anak. Saya membayangkan dalam cerita ada anak yang malas bersih-bersih kamar dan akhirnya kamar berantakan dan banyak semut. Semut itu menggigit si anak dalam cerita.
Atau ada kisah seorang teman yang dulu pernah tidak tahu jadwal ujian skripsi maka saya tulis cerpennya. Saya tentunya mengingat kejadian teman saya yang memang melibatkan saya yang ikut panik karena ketidaktahuannya itu. Di sini sudah pasti setting tempat yang saya ambil adalah kampus tempat kuliah teman dan rumahnya.
Itu tentang datangnya ide penulisan cerpen. Jangan lupa, siapkan matang-matang tentang bagaimana alurnya. Boleh alur maju, alur mundur ataukah campuran. Semua tergantung dengan konsep di imajinasi penulis.
Langkah berikutnya adalah mulai menulis. Penulis bisa memilih tempat yang nyaman untuk menulis, di alam terbuka, di kamar atau tempat lainnya.
Dalam tahap menulis ini, penulis harus sabar untuk menuliskan isi kepala dalam bentuk tulisan. Penulis perlu berperan atau masuk ke dalam perasaan tokoh dalam bentuk tulisan.Â
Yang jelas, ketika menulis cerpen maka penulis sebenarnya bercerita. Saya yakin semua orang bisa dan pandai bercerita. Cuma saja, menuangkan ucapan memang tak semudah ketika mengucapkannya.
Tak perlu buru-buru dalam menuliskan imajinasi cerita. Jika ternyata ide cerita berangkat dari kisah nyata, perlu juga dibumbui dengan khayalan atau imajinasi agar lebih menarik.Â
Setelah selesai menulis cerpen, bukan berarti cerpen sudah finish atau selesai. Karenanya penulis harus membaca, mengedit dan membaca lagi cerpen setengah jadi tadi. Ada yang mengatakan cerpen setengah jadi tersebut diendapkan dulu dan diedit.
Dalam proses poses terakhir ini diusahakan agar penulis yang tadinya sudah masuk dalam kisah cerpen, benar-benar masuk dan menghayati dalam kisah cerpen agar cerpen terasa lebih hidup. Penulis yang bisa masuk dalam cerpen akan membawa pembaca ke dalam sebuah peristiwa yang dikisahkan dalam cerpen.
Dalam hal ini penulis tidak perlu ambil pusing akan penilaian pembaca, apakah cerpen itu kisah nyata ataukah fiktif belaka. Malahan ketika cerpen dianggap sebuah kisah nyata, maka penulis telah berhasil membangun cerpen dengan baik.Â
Demikian tips menulis cerpen ala saya, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H