Dalam tahap menulis ini, penulis harus sabar untuk menuliskan isi kepala dalam bentuk tulisan. Penulis perlu berperan atau masuk ke dalam perasaan tokoh dalam bentuk tulisan.Â
Yang jelas, ketika menulis cerpen maka penulis sebenarnya bercerita. Saya yakin semua orang bisa dan pandai bercerita. Cuma saja, menuangkan ucapan memang tak semudah ketika mengucapkannya.
Tak perlu buru-buru dalam menuliskan imajinasi cerita. Jika ternyata ide cerita berangkat dari kisah nyata, perlu juga dibumbui dengan khayalan atau imajinasi agar lebih menarik.Â
Setelah selesai menulis cerpen, bukan berarti cerpen sudah finish atau selesai. Karenanya penulis harus membaca, mengedit dan membaca lagi cerpen setengah jadi tadi. Ada yang mengatakan cerpen setengah jadi tersebut diendapkan dulu dan diedit.
Dalam proses poses terakhir ini diusahakan agar penulis yang tadinya sudah masuk dalam kisah cerpen, benar-benar masuk dan menghayati dalam kisah cerpen agar cerpen terasa lebih hidup. Penulis yang bisa masuk dalam cerpen akan membawa pembaca ke dalam sebuah peristiwa yang dikisahkan dalam cerpen.
Dalam hal ini penulis tidak perlu ambil pusing akan penilaian pembaca, apakah cerpen itu kisah nyata ataukah fiktif belaka. Malahan ketika cerpen dianggap sebuah kisah nyata, maka penulis telah berhasil membangun cerpen dengan baik.Â
Demikian tips menulis cerpen ala saya, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H