Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Nyinyir dan Jangan Carry Over Lagi Tunjangan Profesi untuk Guru Non-PNS

14 Februari 2020   12:27 Diperbarui: 14 Februari 2020   13:10 3810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: economy.okezone.com

Tetapi lebih banyak sekolah swasta yang tidak bisa menarik iuran bulanan. Sekolah swasta di pinggiran-pinggiran terutama. Untuk operasional sekolah hanya mengandalkan BOS. Anak-anak kampung bisa dan mau bersekolah saja sudah alhamdulillah. 

Jika melihat kondisi seperti ini, rasanya miris juga. Guru mengabdi sebagai tenaga pendidik non PNS tetapi secara birokrasi masih kesulitan mendapatkan hak tunjangan profesinya. 

Ada orang yang berkelakar dan berusaha menghibur, tidak apa-apa jika belum cair tunjangan profesinya. Kan bisa menjadi tabungan. Besok kalau cair pasti banyak.

Pasti jika mendengar ucapan itu guru non PNS akan tersenyum meski hatinya menangis. Tunjangan belum cair mana bisa jadi tabungan, lah wong nanti pas penerimaan dana tunjangan sudah dapat dipastikan untuk bayar utang.

Ya...untuk menyambung hidup, guru non PNS banyak yang menjajal usaha seperti jual beli online dan sebagainya. Pada jam-jam istirahat di sekolah akhirnya dimanfaatkan untuk melayani para pembeli online. Tetapi usaha itu belum tentu berjalan lancar. Jadi mau tidak mau guru itu meminjam uang di sana sini.

Nah, sudah nasibnya yang seperti itu, guru non PNS kadang masih dinyinyiri juga. Kalau mau kaya ya jangan jadi guru, guru honor atau guru tidak tetap lagi. Nyinyiran yang terus dihadapi menggambarkan bahwa mereka tidak paham bagaimana sekolah kalang kabut karena kekurangan guru. Yang akhirnya membuat sekolah mengambil alternatif lain karena pemerintah selama beberapa tahun tidak mengadakan seleksi guru PNS.

Pahlawan pendidikan berstatus non PNS tidak membutuhkan kemewahan, tetapi ingin haknya dipenuhi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Apalagi yang sudah sertifikasi. Mereka sudah menempuh PLPG, PPG untuk mendapatkan tunjangan itu. Perjuangan tidak mudah. 

Guru non PNS membutuhkan dukungan seperti dukungan kepada guru PNS. Dari orangtua siswa, masyarakat, pemangku kebijakan, menteri, pemimpin negara. Jangan ada carry over lagi bagi guru non PNS dalam pencairan tunjangan sertifikasinya. Bagaimanapun mereka turut membangun dan membangun dunia pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun