Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Kisah Lelaki Tua

29 Januari 2020   09:49 Diperbarui: 1 Februari 2020   21:42 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: beritasatu.com

Bejo. Itulah nama lelaki tua dengan kulit menghitam karena bersahabat dengan matahari sepanjang hari. Mencari rezeki untuk keluarga yang berada di kampung halaman.

Nama Bejo berarti beruntung. Pastilah kedua orangtuanya berharap Bejo akan selalu beruntung. Namun kenyataan tak sesuai harapan. Bejo yang selalu patuh pada orangtua dan taat beribadah lima waktu ternyata diuji dengan hidup yang prihatin.

"Nggak apa-apa. Semua sudah diatur Gusti Allah. Jadi jalani saja." ucap pak Bejo ketika salah satu pelanggan sangat prihatin dengan kondisi lemah pak Bejo yang harus mengais rezeki dengan susah payah.

Berbagai pekerjaan dilakukan. Dari kuli gendong di pasar, nyrumbati kelapa dan menjadi tukang becak. Rasa lelah tak dipedulikan. Hawa panas siang hari dan dingin di malam menjadi sahabat setianya.

Beruntunglah Pak Bejo memiliki pelanggan tetap pada hari dan jam-jam tertentu. Para pelanggan sangat menyukai keramahan, semangat, keuletan dan kejujuran pak Bejo. 

**

Pagi hari di hari Minggu. Di parkiran mangkal becaknya, pak Bejo ditemukan dalam kondisi kaku. Nadinya tak menunjukkan tanda kehidupan pak Bejo.

Suasana menjadi ramai. Polisi segera mendatangi tempat kejadian perkara. Sementara orang-orang yang berlalu lalang menyempatkan diri melihat jenazah pak Bejo yang sudah ditutupi dengan kardus bekas.

Para pelanggan pak Bejo berdatangan. Mereka bercerita kalau mendengar seorang tukang becak ditemukan meninggal di dekat mangkal becaknya. Mereka tak percaya bahwa lelaki bersahaja dan selalu semangat meski penuh keprihatinan itu telah tiada.

"Gusti Allah tresna marang pak Bejo. Ngerti-ngerti kok wis kepundhut..." cerita seorang pelanggannya.

"Iya. Tadi malam saja masih mengantar belanjaan dari pasar ke rumah..." Sahut pelanggan lainnya.

Jenazah pak Bejo dibawa ke rumah sakit begitu ambulance sampai di tempat kejadian perkara.

Ah...pak Bejo. Pasti keluarganya menyandang duka mendalam karena ditinggalkan tulang punggung keluarga. Terbayang betapa isterinya dengan sisa kekuatan hati untuk menerima kenyataan bahwa lelaki terkasihnya meninggal ketika tak berada di sisinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun