**
Waktu wisuda kelulusan TK sudah tiba. Saat dipasangkan toga, oleh bu guru dibacakan pula tentang nama, cita-cita, nama orangtua semua siswa. Ada rasa bangga sekali ketika bu guru menyebutkan cita-citaku.
Namun ternyata cita-citaku itu tidak disukai ayahku. Ayahku ingin aku jadi tentara. Itu aku ketahui dalam perjalanan pulang dari TK.
"Kamu jadi tentara saja, nak. Terlihat gagah, bawa senjata. Kamu akan terlihat lebih ganteng!" begitu ayahku menjelaskan kenapa aku harus menjadi tentara.
Ayah akan marah kalau aku menolak keinginannya. Aku sedih. Apalagi ayah sering meneliti bagian gigiku. Ketika dilihatnya gigiku tidak rapi, bingung dan marahlah ayahku.
Ibu sering menasehati ayah. Ayah tak peduli. Tetapi ibuku yang selalu menghiburku.
"Aku nggak mau jadi tentara, bu..."
Ibu tersenyum.
"Lalu, kamu pinginnya jadi apa?" tanya ibu dengan sabar.
"Arsitek, bu. Seperti paman Ari..."
Ibu pasti sudah tahu tentang cita-citaku, tapi ibu ingin meyakinkan lagi mengapa aku ingin menjadi arsitek.