Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dolan Akhir Pekan ke Geosite Ngingrong, Gunungkidul

11 Januari 2020   21:47 Diperbarui: 11 Januari 2020   21:49 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika berada di Etalase Taman Batu Ngingrong. Dokpri

Setelah selama lima hari belajar ---Full day school--- saatnya di akhir pekan ini dua anak saya yang sudah duduk di bangku SD, saya ajak dolan bareng ke Geosite Ngingrong. Geosite ini termasuk dalam rangkaian Geopark Gunung Sewu yang membentang dari tiga provinsi, DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Geopark Gunungsewu ini diakui UNESCO sebagai geopark internasional. Jadi, meskipun tempat wisata ini bagi anak tidak menarik, kedua anak saya, kami perkenalkan geosite ini. Harapan saya, mereka akan bangga akan daerah asalnya. 

Ya mereka akan bangga, meski daerah Gunungkidul selama berpuluh-puluh tahun dikenal sebagai daerah tandus, kekeringan, ternyata memiliki hal istimewa. Sebuah tempat yang menginternasional, Geosite Ngingrong. Potensi wisata tak kalah dengan Bali dalam hal geopark terutama.

Sebenarnya tak hanya geosite Ngingrong ini yang masuk dalam Geopark Gunungsewu. Ada gunung api purba Nglanggeran, Gua Pindul dan sebagainya. Dan mungkin tak banyak yang tahu bahwa geopark Gunungsewu ini termasuk urutan kedua geopark yang diakui di Indonesia.

Membaca informasi tentang fosil kayu bunga kupu-kupu di Etalase Taman Batu. Dokpri
Membaca informasi tentang fosil kayu bunga kupu-kupu di Etalase Taman Batu. Dokpri
Di Geosite Ngingrong ini, terdapat Etalase Taman Batu. Etalase ini merupakan salah satu tempat wisata edukasi yang sangat penting bagi siswa kelas V. Namun meski belum kelas V, kedua anak saya menyaksikan aneka ragam batuan di sana. 

Mereka bisa membandingkan ciri fisik dari batuan. Komentar ketika melihat batuan selalu ada. Seperti ketika melihat dan membaca papan informasi batuan beku.

"Ini dari gunung merapi ya, bu?" begitu tanya si sulung. 

Apalagi ketika ada fosil kayu di bagian tengah ---di bawah pohon talok--- Etalase Taman Batu, mereka sangat antusias. 

"Kok fosil kayu, bu? Kayak fosil dinosaurus ya..."

Saya menjelaskan tentang fosil sesuai usia mereka, sambil mereka menyaksikan beberapa fosil kayu di bagian selatan. Mereka takjub. Apalagi salah satu fosil kayu sudah mengkristal.

Selain itu, mereka menyaksikan secara langsung panel surya sebagai salah satu pembangkit listrik yang berasal dari panas matahari. Maklum selama ini mereka hanya melihat gambarnya atau melihat panel surya pada lampu lalu lintas dengan ukuran kecil. Heeee... jadi, bertambah pengetahuan mereka.

Panel surya yang dilihat pada sisi selatan Etalase Taman Batu. Dokpri
Panel surya yang dilihat pada sisi selatan Etalase Taman Batu. Dokpri
Setelah puas bermain dan belajar di Etalase Taman Batu, kami lanjutkan ke lokasi geosite Ngingrong di mana di sana ada gua dengan lokasi pada kedalaman tanah yang cukup curam. Lagi-lagi anak-anak kagum karena ada gua di cekungan tanah. 

Mengamati gua pada cekungan sebelah barat Geosite Ngingrong. Dokpri
Mengamati gua pada cekungan sebelah barat Geosite Ngingrong. Dokpri
Di samping itu, pada salah satu tebing di atas gua bagian timur terdapat tulisan yang berlafalkan Allah.

"Kenapa bisa seperti itu? Bagaimana cara menuliskan di sana? Kan itu di atas jurang..." 

Heheh...anak-anak mengira tulisan itu sengaja dibuat oleh manusia. Padahal sebenarnya itu terjadi secara alami. Sang Pencipta-lah yang kuasa atas hal itu. Saya jelaskan itu dengan bahasa yang bisa dimengerti mereka.

Pose berdua pada sisi barat tebing yang berlafazkan Allah. Dokpri
Pose berdua pada sisi barat tebing yang berlafazkan Allah. Dokpri
Lewat dolan kali ini mereka belajar untuk dekat dengan alam. Semoga kelakpun demikian adanya, memberikan hak pada alam agar tetap lestari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun