Anak dilahirkan dalam keadaan suci dan unik. Mereka punya kekhasan sendiri-sendiri. Tak ada satu pun individu yang sama persis baik fisik maupun psikologisnya.
Orangtua maupun orang lain di sekitar tak bisa memaksakan kehendak kepada si anak. Mereka punya dunia sendiri yang jauh berbeda dengan dunia orang dewasa. Dunia bermain dan belajar.
Mereka lebih banyak bermain daripada belajarnya. Tapi ingat, bahwa dari bermain itulah mereka belajar lebih banyak dan bisa mengeksplorasi kemampuannya. Mengapa?
Dari bermain mereka menemukan hal yang baru. Jangan heran ketika si kecil bermain pasir tiba-tiba bertanya, "pasirnya kok warnanya hitam, Bu? Kok yang di pantai warnanya putih..."
Atau mungkin ada pertanyaan, "pasirnya diambil dari mana, Bu?"
Terus kalau orangtua menjawab ," pasirnya dari gunung berapi yang meletus, nak..."
Nanti di pikiran si kecil masih muncul pertanyaan lainnya, misal " gunungnya jauh dari rumah kita. Tapi kok bisa sampai di sini ya, Bu..."
Serangkaian pertanyaan yang muncul dari si kecil ketika bermain menunjukkan betapa tingginya rasa ingin tahunya. Kecerdasan si anak cukup tinggi. Orangtualah yang harus membantu untuk menemukan jawaban dengan kalimat sederhana yang mudah dipahami si kecil. Syukur kalau disertai sampel yang tepat.
Ketika menggambar atau melukis pun si anak berlatih tentang pewarnaan yang pas dengan objek gambar. Selain itu anak dilatih sabar karena mewarnai gambar butuh waktu lama.
Ketika menggambar rumah dari sisi samping kita ajari dinding bagian samping dibuat agak miring. Di sini mungkin muncul pertanyaan dari si kecil," Kok gambarnya miring gini. Berarti kalau adik tinggal di dalam bisa miring dan jatuh dong, Bu..."