Sebagian besar anak yang terlahir di dunia ini dekat dengan sosok ibu. Meski kadang dari sosok perempuan berhati bidadari itu terkenal dengan murahnya berbicara. Justru dari bicara seorang ibu, anak akan selalu mengenangnya sepanjang masa.
Orang Jawa mengatakan bahwa ada pitutur atau perkataan yang selalu menjadi doa dari orangtua, khususnya ibu. Pitutur itu bisa dikatakan sebagai perantara terkabulnya doa seorang anak.
Pitutur di awal hidup anak manusia
Ada yang mengatakan bahwa komunikasi antara anak dan ibu terjalin sejak si anak berada di alam rahim ibu. Ibu sedari anak dalam kandungannya sudah mengeluarkan pituturnya.
Ibu tak peduli, meski tak ada orang lain ---yang bisa berkomunikasi--- tetap bicara dengan si jabang bayi dalam kandungannya. Bicara sendiri, jika diperhatikan secara sekilas.
Akan tetapi justru dari penelitian para ahli mengatakan bahwa memang harus ada komunikasi yang baik sejak anak dalam kandungan. Komunikasi akan membiasakan anak dan ibu menjalin kehangatan.
Tak jarang ketika berkomunikasi tersebut, ibu menyelipkan harapan dan doanya untuk janinnya seraya mengelus-elus perutnya yang semakin membesar. Bahkan dalam ajaran agama sendiri dinyatakan bahwa ketika janin ditiupi ruh maka saat itu nasibnya sudah ditentukan olehNya.
Nah dalam hal ini ibu banyak berdoa di setiap sujudnya. Berdoa dan berharap agar calon penerus generasinya selalu mendapatkan rezeki yang baik.
Berkaitan dengan itu, dalam tradisi Jawa ada beragam acara berkaitan dengan masa kehamilan seorang perempuan yang sarat nilai filosofis.
Pitutur pada masa kecil seorang anak
Setelah terlahir di dunia, pitutur dari ibu terus menjadi hal yang sangat penting. Dari pitutur ibu, anak bisa berbicara, dari cara mengucapkan lafal tertentu pada usia bayi tertentu, hingga bisa berbicara.