"Heiii...ditanya kok nggak jawab. DiWA nggak dibaca. Ditelpon nggak diangkat. Bikin khawatir..."
Aku tertawa sinis.Â
"Sejak kapan mas mengkhawatirkanku? Sudahlah. Aku capek..."
"Hei...aku mau bicara dengan istriku..." suara suamiku meninggi.
"Apa urusan mas bicara denganku. Sementara apa yang mas lakukan selama ini apa?"
Aku mulai menangis. Tergugu. Aku merasa hatiku benar- benar hancur. Suamiku tak pernah tulus menikahiku.
"Maafkan aku, sayang..."
Suamiku meraih tubuh dan memelukku. Kurasakan kehangatan pelukannya. Pelukan yang lama kuimpikan darinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H