Pastinya kita berharap di masa kini, peristiwa kelam di masa lalu bangsa tak terulang lagi. Semangat persatuan, saling menghargai, sudah ada sejak dahulu. Sekiranya memahami sejarah bangsa maka kita tak akan sembarangan menilai buruk atas ras atau agama tertentu. Bagaimanapun sejarah telah mengajarkan bahwa persatuan dan kesatuan, pengorbanan dan saling toleransi sudah diajarkan para pahlawan.
Pahlawan dari Sabang sampai Merauke bersatu tanpa melihat dari suku mana mereka, agama apa mereka.Â
Mengingat perjuangan sendiri, perjuangan para pahlawan bisa dilakukan setiap saat. Hanya saja kita lebih mudah mengingat masa lalu pribadi. Sedangkan mengingat perjuangan bangsa jauh lebih sulit, karena tergantung pada kemauan untuk membaca buku- buku sejarah. Meski sebenarnya penyusunan buku sejarah memang terkadang menjadi alat pemerintah untuk memberi kesan baik. Ada kepentingan pemerintah yang mempengaruhi isi buku. Namun kita masih bisa melakukan kritik sejarah. Dalam hal ini kita tak perlu pesimis. Masih banyak sejarawan Indonesia yang terus mengkaji berbagai sejarah. Tak jarang apabila sejarah yang kita tahu di masa sekolah, akhirnya direvisi pada muatan pelajaran masa sekarang.
Pada akhirnya semoga kita bisa menghargai para guru yang mendidik di masa sekolah kita. Selain itu, semoga kita bisa lebih menghargai para pahlawan bangsa yang berkorban jiwa raga demi Indonesia merdeka. Lalu ada harapan terus agar selalu ada jiwa kepahlawanan dalam diri manusia Indonesia dari tingkat bawah sampai tingkat pusat. Selalu mengutamakan kepentingan nasional dibanding kepentingan pribadi atau golongan.
Selamat Hari Pahlawan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H