"Emmm... mas, apa benar ini rumah Bu Sari?" tanyaku.
Lelaki itu terdiam sejenak. Lalu aku dipersilakan duduk di kursi teras rumah.
**
Pikiranku kosong. Tak kusangka orang yang kucari, bu Sari, sudah tiada. Sedangkan suaminya saat ini tinggal di rumah putrinya di Lampung.Â
Aku ingat terakhir kali bu Sari memotivasiku untuk punya cita- cita yang tinggi. Aku bingung saat itu. Jangankan cita- cita, membaca saja tak bisa. Bu Sari tersenyum. Lalu beliau bercerita kalau beliau yang sudah tua saja memiliki cita- cita.
"Kalau bu guru ingin sampai ke Mekah. Itu cita- cita bu guru. Bu guru mulai menabung lho..."
Belum sampau cita- cita itu terlaksana, Allah lebih sayang padanya. Harapanku untuk menghajikan beliau dan melihatnya tersenyum di depan ka'bah hanya mimpi.Â