"Tapi kok di sebelah kiri ya, mbak. Biasanya pengkristalan di ginjal kanan..." terang dokter.
Waktu itu saya masih bisa menanyakan bagaimana tentang penyakit saya itu. Maklum suami sudah berangkat kerja.
"Terus bagaimana ginjalnya, bu dokter?" tanya saya.
"Nggak apa- apa. Nanti dikasih obat saja. Terus minum air putih yang banyak ya, mbak. Biar batunya bisa lekas luruh..."
Saya hanya mengangguk. Sore harinya saya ceritakan perihal sakit saya ke suami dan keluarga pasien di sebelah saya dirawat.Â
"Apa nanti dioperasi, mbak ?"
Saya menjawab tidak tahu karena memang tidak tahu. Dokter hanya bilang kalau saya harus minum air putih yang banyak. Saya penasaran juga akhirnya. Saya tanya ke perawat, tak ada informasi yang menenangkan saya sampai hari ketiga. Hari keempat saya mendapat surprise bahwa esok hari bisa pulang. Alhamdulillah.
**
Selepas pulang dari rumah sakit, saya lebih hati- hati ketika mengonsumsi sesuatu. Dalam hal minuman terutama, saya lebih banyak minum air putih. Teh atau kopi putih mulai saya nikmati beberapa waktu terakhir, sekadar tombo pingin ---obat kepingin---.Â
Selain itu, ketika merasa ada keluhan pada saluran kemih, saya buru- buru merebus daun tempuyung dan keji beling. Jangan tanya rasanya bagaimana, seperti apa. Yang jelas aneh karena itu termasuk tumbuhan rumput.Â
Dengan mengonsumsi wedang daun tempuyung dan keji beling proses pulihnya sangat lama. Â Lalu saya beralih mengonsumsi jus bawang putih yang aroma dan rasanya aduhai, bikin mau muntah. Saya campur dengan madu. Tetap bikin eneg juga.