"Mas, masih di Eden atau di rumah?"
"Iya. Masih. Ini di parkiran. Ada apa, Sher?"
"Aku mau bicara sebentar..."
"Kan ini kamu juga bicara..."
Tawa ringannya kudengar. Kukira dia menyadari ada yang salah dari kalimat yang baru saja diucapkannya.
"Heheee... maksudku ketemu..."
"Ketemu. Apa nggak salah denger aku, Sher...?"
Aku tak percaya dengan apa yang kudengar. Jelas saja, dia sendiri ingin merahasiakan hubungan kami, malah dia mau mengajakku bertemu.
"Kalau nggak bisa ya sudah..."
Aku buru- buru meralat ucapanku. Kuurungkan untuk pulang demi Sherly dan mengobati rasa rinduku.
Kami bersepakat bertemu di tempat yang kira- kira tidak sepi tapi tak disambangi para peserta diklat. Cukup sulit juga mencarinya. Untuk menentukan tempat bicara memakan waktu lama.Â