Melihat dan merasakan disuntik memang rasanya ngilu. Meski kadang petugas Puskesmas sering menghibur kalau disuntik itu rasanya seperti digigit semut. Tetap saja tak menghalangi para siswa untuk menangis.
Dalam kegiatan pembelajaran sehari- hari bisa saja berulah dan membuat guru geleng kepala, tapi mengkeret ketika ada kegiatan imunisasi. Itupun tak kenal kelas. Bisa saja anak- anak kelas 1 lebih berani berhadapan dengan petugas Puskesmas dan jarum suntik. Sebaliknya, bisa juga anak kelas 5 dan 6 malah menangis tak karuan.
Menyaksikan dan menunggui para siswa yang bergiliran diimunisasi sungguh membuat saya juga terkenang zaman masih SD. Sembari tersenyum melihat ekspresi para siswa. Rasa takut disuntik pasti ada. Dulu ada teman yang bersembunyi di rumah warga sekitar sekolah demi lolos dari suntikan jarum untuk imunisasi.
Karena ekspresi para siswa ketika melihat petugas Puskesmas itu guru harus kreatif juga untuk merayu para siswa.Â
"Coba kamu lihat temanmu yang nangis itu, kira- kira lucu nggak?" begitu tanya seorang guru sambil menunjuk seorang siswa yang histeris. Hasilnya lumayan. Siswa bisa sedikit tenang. Guru tidak harus mengeluarkan banyak tenaga untuk mengajak siswa mengantri diimunisasi.
Apapun ekspresi mereka, kita berharap para generasi penerus bangsa bisa sehat, dan tentu berkarakter serta menjadi pemimpin yang kokoh dan beriman- bertakwa, membawa kemajuan negeri.
--
Sumber: hellosehat.com, liputan6, dan sumber lainnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H