Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

74 Tahun Indonesia Merdeka, Tetapkah Menjadi Negara Merdeka?

14 Agustus 2019   12:16 Diperbarui: 14 Agustus 2019   12:46 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/daffada494

Padahal kita sebenarnya tak perlu menuhankan pemimpin meski harus dihormati. Artinya kalau pemimpin salah ya kita katakan dia salah, kita kritik dia dengan kritikan yang membuatnya menjadi benar.

Kedua, kita lebih mengutamakan kekayaan atau harta. Yang memprihatinkan adalah kita sibuk mencari dan menjaga harta. Bukan harta yang menjaga kita. Hidup tak tenang, tidur tak nyenyak karena memikirkan kalau harta benda rusak atau hilang. Kalau hati tak tenang seperti itu, pastilah kita belum merdeka.

Ketiga, kita belum merdeka karena memperturutkan hawa nafsu kita. Dan inilah yang paling berat. Kita tahu sebuah perbuatan itu salah tetapi tak kuasa melawannya. Misalnya kita tahu hukum mengganggu rumah tangga orang lain itu dosa tetapi tetap dilakukan. Memang orang jatuh cinta itu bisa membuat buta mata, buta hati dan tuli. Naudzubillah.

Memerdekakan jiwa pada diri manusia memang sulit. Jiwa yang merdeka adalah jiwa yang tidak menuhankan manusia, harta dan hawa nafsu.

Meski sulit mewujudkan kemerdekaan pada jiwa kita, tetapi menghilangkan belenggu menuhankan manusia, harta, dan hawa nafsu bukanlah suatu hal yang tidak mungkin. 

Kita berharap bahwa pada momentum HUT RI ke-74 ini negara Indonesia terus menjadi negara berdaulat, disegani negara lain, rakyat semakin sejahtera dan keadilan terwujud. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun