Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lelaki Tak Boleh Menyembelih Hewan Kurban Ketika Isteri Hamil, Mitoskah?

9 Agustus 2019   14:37 Diperbarui: 9 Agustus 2019   14:44 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak Cacat, Kenapa?

Kalau boleh saya bercerita, saya memiliki tetangga yang anaknya cacat. Bapaknya memang sering menyembelih hewan kurban. Namun dalam otak saya tak bisa langsung menyalahkan prosesi si bapak yang menyembelih hewan kurban. Bukan. Lagipula tak setiap tahun sang istri hamil. Kenapa harus menyalahkan kegiatan menyembelih hewan karena lahirnya seorang bayi yang cacat. Belum tentu juga ketika menyembelih hewan, si istri dalam keadaan hamil.

Saya ingat- ingat kembali, bapak dan ibu si anak masih memiliki kedekatan genetik. Akhirnya anak yang dilahirkan cacat. Itupun masih ada banyak faktor. Ketika waktu HPL (Hari Perkiraan Lahir), si orangtua santai saja. Bahkan ketika kelahiran si jabang bayi mundur beberapa minggu dari HPL tetap saja tak ada kekhawatiran akan keselamatan si bayi dan ibu. Prinsip mereka, kalau Allah sudah memberikan waktu maka si bayi  pasti lahir juga. Prinsip ini jelas- jelas salah. Allah tidak akan mengubah kaumnya kalau kaumnya tak mau berusaha. 

Mereka lupa bahwa harus ada usaha dan dibarengi pasrah jika berurusan dengan nyawa. Akhirnya si anak dilahirkan dalam kondisi memprihatinkan. Meski sampai saat ini si anak sehat tapi fisiknya jelas sudah beda. Untunglah si anak, sekarang sudah SMP kelas.VIII, tidak minder. " Itu sudah takdir saya kok, nggak apa- apa...", begitu kalau si anak ditanya malu atau tidak, sedih atau tidak dengan tubuhnya yang kurang sempurna.

Ada juga cerita lahirnya seorang bayi yang kurang sempurna juga, dari ayah ibu yang sehat. Keduanya masih muda. Akan tetapi ketika hamil ternyata si ibu kurang fit hingga akhirnya sang anak lahir prematur. Dalam perkembangannya si ibu baru menyadari bahwa sang anak memiliki keistimewaan. 

Memang tak ada kaitan orang menyembelih hewan kurban dengan anak cacat. Dari ilmu kedokteran sendiri juga ada keterangan bahwa cacat tidaknya seorang bayi dalam kandungan akan bergantung pada faktor genetis yang diturunkan oleh kedua orang tua, dan juga perlakuan si ibu kepada janin semasa hamil. 

Jika ada struktur gen yang rusak, kemungkinan bayi lahir cacat pasti ada. Dan bila si ibu tidak menjaga kandungan dengan baik, misal merokok, minum minuman keras, makan junk food setiap hari, kurang asupan nutrisi dan asam folat, bisa jadi bayi yang dilahirkan akan menanggung cacat fisik.

***

Sumber: Nuonline, blora-online.blogspot.com, dan sumber literasi lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun