Aku kaget mendengar ucapan Nita.
"Kamu mendukungnya?"
Kugelengkan kepalaku.
"Nggak bener kamu, Nit..."
Aku memprotes dukungan Nita itu.
"Tunggu dulu. Aku belum selesai cerita..."
Nita protes karena aku main potong pembicaraannya.Â
"Aku memang mendukungnya, Sang. Tapi kuyakinkan ke Andro, kalau misalnya Sherly menolak, Andro harus lapang dada. Tak boleh memaksa apalagi menyakitinya..."
Nita menghentikan ceritanya. Kulihat dia seperti menata hatinya.
"Bagaimanapun Sherly pernah disakiti. Kalau sekadar memaafkan, aku yakin Sherly pasti memaafkan. Tapi kalau menerima Andro, sepertinya tak mungkin..."
"Lalu bagaimana kisah lanjutannya..."