Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Teladan bagi Anak untuk Ciptakan Kualitas Udara yang Baik

6 Agustus 2019   00:44 Diperbarui: 6 Agustus 2019   01:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di suatu sore, sekitar rumah diliputi asap yang lumayan menyesakkan dada. 

"Ibu, ini asapnya dari mana?"

Anak pertama saya bertanya.

"Dari sampah yang dibakar, ndhuk..."

"Pas di sekolah bu guru menjelaskan kalau kita nggak boleh bakar sampah, kenapa ibu membakar sampah?"

Saya tersenyum. Ternyata dia sangat memperhatikan penjelasan gurunya. Penanaman karakter ---oleh gurunya--- saya nilai berhasil.

"Ndhuk, yang bakar sampah bukan ibu. Kamu tahu kan kalau ibu baru saja pulang, habis jemput adik..."

**

Dari percakapan saya dan anak pertama saya sungguh mengandung banyak pesan bagi para orangtua, guru dan siapapun, termasuk pemangku kebijakan tentang kualias udara.

Kita sebagai orang dewasa terkadang sibuk memberikan nasehat ini itu kepada buah hati atau siswa. Kita lupa bahwa teladan itu lebih penting dan utama dari ribuan nasehat.

Anak adalah sosok peniru yang ulung dari tingkah laku orang dewasa. Karenanya sebagai orang dewasa, kita perlu berhati- hati dalam melakukan segala aktivitas. Termasuk aktivitas menjaga kebersihan atau kualitas udara di sekitar kita.

Udara yang bersih atau berkualitas tentunya memiliki kriteria tertentu. Kualitas udara paling baik jika memenuhi kriteria: tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika. (http://iku.menlhk.go.id/)

Untuk menciptakan kualitas udara yang baik bisa diusahakan dari hal- hal kecil. Hal kecil itu bisa menjadi teladan yang bagus bagi anak- anak. 

Pertama, orangtua, guru dan masyarakat harus bijak dalam menyikapi masalah sampah. Sampah bisa dipisahkan antara sampah yang bisa diuraikan maupun tidak. 

halodoc.com
halodoc.com
Jika sampah bisa diuraikan maka bisa ditimbun dalam tanah. Selain bisa menciptakan udara bersih, langkah ini juga bisa menyuburkan tanah. Sedangkan sampah yang tak bisa diuraikan dijadikan satu. Jika memungkinkan sampah ini diolah menjadi barang yang bernilai ekonomis yang tinggi. Jangan biasakan membakar sampah untuk mengatasi masalah sampah.    

Kedua, ketika melakukan perjalanan dalam jarak dekat lebih baik berjalan kaki atau bersepeda. Tentu ini akan menyehatkan tubuh. Tubuh yang aktif bergerak akan lebih sehat daripada yang selalu bergantung pada kendaraan ketika pergi ke manapun.

combiphar.com
combiphar.com
Langkah kedua ini selain menyehatkan tubuh, menciptakan kualitas udara yang baik, juga bisa lebih menghemat cadangan BBM. Multi manfaat didapatkan dari langkah atau teladan kedua ini.

Berkaitan dengan kendaraan bermotor, ada baiknya pemangku kebijakan mengeluarkan kebijakan mengenai pembatasan jumlah kendaraan bermotor. Mengingat kendaraan bermotor menyumbangkan angka yang tinggi dalam menghasilkan udara yang buruk.

Ketiga, membuat taman sederhana ---taman bunga atau bisa taman sayur dan buah--- dan merawatnya --- baik di lingkungan rumah atau sekolah---. Dengan adanya taman ini maka hasil dari fotosintesis akan menghasilkan Oksigen. Semakin banyak tanaman yang dibudidayakan maka oksigen semakin banyak dan menyebabkan kualitas udara semakin baik pula. 

unsoed.ac.id
unsoed.ac.id
Ketiga hal di atas bisa kita kenalkan kepada anak- anak atau siswa di sekolah. Bila semua anak di berbagai wilayah dididik dan akhirnya terbiasa melakukan ketiga hal tersebut maka udara akan tetap sehat. Tubuh kita pun akan merasakan dampak positifnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun