Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mencari Alamat Rumah Sherly

29 Juli 2019   05:45 Diperbarui: 29 Juli 2019   05:47 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya aku lulus juga. Wisuda. Menyusul teman-teman yang sudah lulus duluan. Bagiku tak ada kata terlambat.

Orangtuaku begitu bersyukur melihatku mengenakan toga dan jubah wisuda. Tujuh tahun adalah waktu yang sangat lama untuk menempuh kuliah S1.

Senyum mereka merekah. Aku sangat bersyukur. Meski wisudaku sama sekali tak didatangi teman-teman kuliah seangkatanku.

Sehabis wisuda aku mencoba mendaftar lowongan dosen kontrak di almamaterku. Dengan modal nekat saja. Andai aku bisa menghubungi si lesung pipi, pastilah dia bisa lolos pada seleksi itu. Tapi sayangnya aku tak punya kontak WAnya. Beberapa bulan setelah dia wisuda, sepertinya dia ganti nomor kontak.

Seleksi administrasi dan tertulis sudah ku lalui dan lolos. Tinggal tes wawancara saja. Ahhhh... lagi-lagi aku ketemu Andro. 

Pada tes wawancara itu dia tampak sangat percaya diri bisa lolos. Tak seperti aku. Aku sadar kalau aku kuliah saja memakan waktu 7 tahun, sementara dia tak sampai 4 tahun. Hanya keajaiban yang bisa membuatku lolos di tes terakhir itu.

**

Pengumuman hasil tes wawancara sekaligus hasil seleksi dosen kontrak di kampus tiba. Aku tak berusaha mencari informasi di kampus maupun di web kampus. Aku sudah merasa tak mungkin menjadi seorang dosen. Lulus saja baru dua bulan yang lalu.

Tetapi tak ku sangka, dosen pembimbing skripsiku mengirimkan WA untukku.

"Selamat, mas Gesang. Selamat bergabung di kampus. Semoga bisa membantu dan lebih memajukan fakultas kita", begitu WA dosenku, pak Widi.

Aku tak mempercayai WA itu. Akhirnya aku mengecek web kampus. Dan benar, namaku terpampang di hasil tes dosen kontrak. Sungguh luar biasa rezeki yang ku dapatkan. Orangtuaku pasti bahagia.

Ku ingat juga Sherly, si lesung pipi. "Ahhhh, Sher..kamu sangat berjasa bagiku. Kalau tak ada kamu mungkin aku terjerumus pada hal buruk" 

Ku bayangkan senyumnya yang khas dengan lesung pipi itu. "Bagaimana kabarmu, Sher? Apakah sudah ada yang beruntung mendapatkanmu?", Batinku bertanya. Ada sedikit penyesalan, mengapa aku tak mencari tahu kontak WAnya ketika dia ganti nomor. Itupun setelah dia keluar dari grup alumni angkatan kami.

Aku masih berharap bisa berkesempatan menemuinya, entah untuk kecewa atau bahagia.

***

Hampir satu semester ini aku menikmati statusku sebagai dosen baru. Dosen baru yang masih single sepertiku menjadi perbincangan mahasiswi-mahasiswi. Tak jarang mereka mengirim WA untuk sekedar basa-basi. Mahasiswi zaman sekarang.

Aku membayangkan, andai si lesung pipi jadi mahasiswa di antara mereka. Pastilah aku sudah menjadikannya sebagai kekasihku.

Aku terkadang tersenyum sendiri saat aku membayangkan itu semua.

***

Setelah aku masuk ke kelas mata kuliahku, aku menuju bagian kemahasiswaan fakultas.

Aku bertekad untuk mencari alamat rumah si lesung pipi itu di bagian kemahasiswaan atau malah di organisasi Ikatan Keluarga Alumni kampus. 

"Buat apa nyari data tahun segitu, pak Gesang?" Tanya petugas di kemahasiswaan.

"Mau mengembalikan buku-buku milik teman, pak", jawabku.

Dengan sabar petugas itu mencarikan datanya.

"Ni data mahasiswa angkatan Pak Gesang. Pak Gesang bisa cari sendiri alamat temannya di dokumen itu", jelasnya.

Aku membuka pelan-pelan map lusuh itu. Satu persatu ku cermati dan ku baca. Hatiku tak karuan, hampir separuh data belum ku temukan juga. Aku tak tahu lagi harus bagaimana untuk bertemu dengannya.

Tinggal beberapa data yang belum aku buka. Dan terakhir, barulah ku temukan data si lesung pipi. Bukan main bahagia hatiku.

Ku ambil HPku dan ku potret data Sherly. Ku lihat pas foto masa pertama kali dia masuk kampus ini dan mampu membuat hatiku berdebar tiap kali melihatnya. Aku tersenyum.

"Sudah ketemu apa belum, pak?", Tanya petugas kemahasiswaan.

Aku mengangguk dan segera mengembalikan map tadi ke pegawai bagian kemahasiswaan tadi.

***

Aku menuju ruang kantor dosen. Ku buka pintu kantor perlahan,mengucapkan salam dan menyalami dosen senior yang dulu juga dosenku.

Ku lihat Bu Sri tampak berbincang dengan seorang perempuan, mungkin mahasiswi yang baru bimbingan. Perempuan itu membelakangiku.

"Walah, mas Gesang. Dah sampai kantor to? Sampai nggak tahu kapan masuknya..."

"Nggih, Bu. Monggo dilanjutkan saja, Bu...", Ucapku.

"Melanjutkan apa to, mas? Ini lho ada teman angkatan mas Gesang yang main ke sini. Mungkin mas Gesang kenal..."

"Teman seangkatan, Bu? Siapa ya?"

Ku lihat Bu Sri memberikan tanda agar aku mendekati mereka.

Ku langkahkan kaki menuju tempat mereka duduk. Ku lihat perempuan di hadapan Bu Sri menundukkan kepalanya. 

Aku ambil tempat duduk di samping Bu Sri. Dan aku kaget sekali. Ternyata yang sedang berbicara dengan Bu Sri tadi tak lain dan tak bukan adalah si lesung pipi.

"Lho...kamu, Sher..? Sudah lama di sini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun