Ku ingat juga Sherly, si lesung pipi. "Ahhhh, Sher..kamu sangat berjasa bagiku. Kalau tak ada kamu mungkin aku terjerumus pada hal buruk"Â
Ku bayangkan senyumnya yang khas dengan lesung pipi itu. "Bagaimana kabarmu, Sher? Apakah sudah ada yang beruntung mendapatkanmu?", Batinku bertanya. Ada sedikit penyesalan, mengapa aku tak mencari tahu kontak WAnya ketika dia ganti nomor. Itupun setelah dia keluar dari grup alumni angkatan kami.
Aku masih berharap bisa berkesempatan menemuinya, entah untuk kecewa atau bahagia.
***
Hampir satu semester ini aku menikmati statusku sebagai dosen baru. Dosen baru yang masih single sepertiku menjadi perbincangan mahasiswi-mahasiswi. Tak jarang mereka mengirim WA untuk sekedar basa-basi. Mahasiswi zaman sekarang.
Aku membayangkan, andai si lesung pipi jadi mahasiswa di antara mereka. Pastilah aku sudah menjadikannya sebagai kekasihku.
Aku terkadang tersenyum sendiri saat aku membayangkan itu semua.
***
Setelah aku masuk ke kelas mata kuliahku, aku menuju bagian kemahasiswaan fakultas.
Aku bertekad untuk mencari alamat rumah si lesung pipi itu di bagian kemahasiswaan atau malah di organisasi Ikatan Keluarga Alumni kampus.Â
"Buat apa nyari data tahun segitu, pak Gesang?" Tanya petugas di kemahasiswaan.