Akhirnya aku diajak ke kampus, melihat dari jauh kondisi si lesung pipi. Ya...memang ku lihat tak ada senyum di wajahnya. Di sampingnya ada Andro yang entah bicara apa.
***
Malam ini aku kembali ke hobiku. Mancing, biar nggak stress. Tapi di mataku terbayang wajah si lesung pipi tanpa senyumnya, membuat aku merasa kasihan juga. Aku merasa tak bersyukur mempunyai mereka yang perhatian dan mendukungku.
Ku putuskan, tak melanjutkan mancing malam ini. Aku ingin melihat senyum manis si lesung pipi itu kembali. Apalagi aku pernah naksir dia. Mana mungkin aku tega lihat dia tertekan karena berkomunikasi dengan Andro.
***
Pagi harinya, aku lawan rasa malasku. Aku bertekad untuk membuktikan pada semua teman bahwa aku bisa mengejar ketertinggalanku.
Banyak yang merasa heran padaku. Aku tak peduli. Andro pun menyapa sinis.
"Angin apa yang membawamu ke kampus ini, Sang...? Rapi dan wangi amat...hahaha... Mau ketemu si gatel itu?"
Ya Allah... Katanya dia sudah minta maaf. Masih saja ngomong jelek kaya gitu. Kalau dia ngomong kayak gitu di luar kampus pasti sudah kena tinjuku.
"Omonganmu negatif terus sih, Dro. Hatimu busuk..", Timpalku.
Mendengar ucapanku merah padam mukanya. Aku sih dilawan. Dia ngomong kayak preman, aku ladeni. Hahaaa...Â