"Mas masuk rumah dulu. Sudah kusiapkan kopi spes..."
Aku tak melanjutkan ucapanku. Senyum ayah Husna mengembang. Dulu setiap hari ayah Husna memintaku dibuatkan kopi. Menurutnya kopi itu spesial.
"Apa aku tak mengganggu?"
Ayah Husna menggodaku. Iya di dalam rumah masih ada Irawan. Kugelengkan kepalaku. Kuraih tangan ayah Husna dan mengajaknya ke dalam rumah.
"Husna masih kangen sama ayahnya, mas..."
Kulepas lagi tangan ayah Husna begitu kusadari perilakuku. Ya. Aku menjadi salah tingkah karenanya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!