Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menghilang

3 Juli 2019   07:13 Diperbarui: 3 Juli 2019   07:23 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bangkit dari kursi dan meninggalkan ayah Husna. Aku masuk rumah dan mencari jaket dan kontak motorku. Aku bertekad akan mencari Husna sendiri. 

Kukunci pintu rumah. Kulihat ayah Husna terduduk di kursi, menundukkan kepala. Mungkin dia stres karena Husna menghilang. 

"Sudah...pulanglah, mas. Istrimu pasti menunggumu. Lagipula kalau kamu ke sini hanya untuk marah, lebih baik tadi tak ke sini..."

Aku segera menuju motorku yang terparkir di garasi. 

"Kamu mau ke mana, Put? " ayah Husna membuntutiku. 

Aku menstarter motorku. Kubiarkan sebentar biar mesin panas. 

"Aku akan cari Husna sendiri. Mas pulang saja..."

Kupandang mata ayah Husna yang dulu begitu teduh. 

"Aku adalah ibu yang egois seperti yang mas bilang tadi. Iya. Aku terima. Terserah mas pikir apa tentang aku. Tapi coba tanya ke hati mas, mas bersalah nggak selama ini..."

Kurasa perempuan memang harus kuat mendengar perkataan negatif. Namun tak ada yang salah jika aku sakit hati. 

"Mas itu lebih egois. Tak peduli Husna. Tak peduli aku. Dulu mas tak pernah perjuangkan biar Husna bahagia. Husna begitu merindukan aku, ibunya, terus apa yang mas lakukan? Tak peduli..."

Lama ayah Husna terpaku. Kuambil helm di rak sebelah kiri motorku terparkir. Dia mendekatiku dan tiba-tiba dia memelukku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun