Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cerita di Balik Penyusunan Buku Puisi Berbalas Anis and Friends

1 Juli 2019   22:29 Diperbarui: 3 Juli 2019   22:07 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada keuntungan juga sih dari kerja sebagai tukang edit, saya jadi tahu lebih dulu wajah-wajah Kompasianer yang sejak awal tak menampakkan wajahnya. Seperti dulu ketika saya punya akun Cerita Ringan pun juga sering bertanya seperti apa penampakan saya. Yang jelas dulu saya penasaran dengan wajah mbak Ecy, pak Bryan, mas Syahrul, pak Santoso, dan beberapa nama lain. Foto-foto yang dikirim untuk kelengkapan biodata membuat saya senang duluan memandangnya. Heee... 

Tak lupa saya sebagai bagian kecil dari proyek buku puisi berbalas ini mengucapkan terimakasih ke banyak pihak. Mbak EcyEcy, terimakasih kekompakannya ya. Mbak Anis, maaf saya sering minta bantuan kalau saya sungkan atau merasa minder untuk menghubungi beberapa penulis yang keren dan senior untuk meminta biodata dan foto. Padahal mbak Anis juga termasuk senior plus keren juga. 

Mbak Niek, yang ternyata keluarganya ada yang tinggal dekat tempat tinggal saya. Makasih cerita-ceritanya ya. Mbak Aliz, mas Zaldy, mas Syahrul, pak Marakara, bu Nazar, bu Lilik, pak Bryan, pak Santoso, pak Jagat, mbak Ubus dan semuanya... terimakasih atas kesempatan untuk belajar bersama kalian. 

Untuk pemuisi yang saya balas ---mbak Yosh,  mas Syahrul, mas Rifan---mohon maaf jika kurang sempurna. Sedianya akan saya hapus, karena ragu "nyambung" atau tidak puisi itu. Yang bersangkutan cuma tanya, di salah satu puisi, yang saya lupa judulnya, "itu nggak dimaafin?". Sudah mau saya hapus. Dibilang "pas" alias nyambung meski mungkin aneh juga puisinya. Alah biarkan, itu kan puisi ala saya, ala Jora, begitu pikir saya. 

Tuk sahabat, 26 Kompasianer, meski belum atau tak pernah bersua pun kita diberi kesempatan untuk bekerjasama, menjadi teman, saudara. Semoga tali silaturahim selalu terjaga. Penulisan buku ini mempererat persahabatan dunia maya. Alhamdulillah, dari hobi menulis ini, akhirnya bisa mengenal sahabat semua. 

Semoga ini menjadi sebuah cerita untuk sahabat, bahwa kalian sudah menerima saya apa adanya. Jika berkesempatan ke Jogja, kabari saya dan monggo mampir ke gubuk kami. Salam dari Gunungkidul Handayani. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun