Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Akun IG Kemdikbud Diserbu Para Siswa yang Kecewa pada Sistem Zonasi PPDB

18 Juni 2019   22:12 Diperbarui: 19 Juni 2019   13:23 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun terakhir, setelah pemberlakuan sistem zonasi untuk PPDB siswa SMP/MTs sederajat maupun SMA/SMK sederajat. Pro kontra pemberlakuan kebijakan PPDB memang tak dapat dielakkan. 

Dengan sistem ini maka prioritas siswa yang diterima di sekolah tertentu adalah siswa yang terdekat dengan sekolah jaraknya. Akibatnya siswa yang pandai bisa saja tersingkir dari sekolah yang selama ini dinilai sekolah ngetop atau favorit. 

Bukan rahasia lagi, ketika bersekolah para siswa lebih bersemangat belajar karena ingin sekolah di sekolah favorit tersebut. Lalu dengan adanya sistem zonasi pada PPDB ini para siswa bisa merasa kecewa. Semangat belajar menjadi kendor. 

Guru di SD ataupun SMP juga bisa merasa kesulitan mengkondisikan atau memotivasi siswa agar belajar rajin. Mengapa demikian? Mereka merasa, tanpa belajar keras pun bisa masuk sekolah yang fasilitas atau sarana prasarananya lengkap. 

Kita pasti tahu bahwa sekolah yang dulunya favorit memang sudah menang dalam hal nama, sarana prasarananya. 

Tujuan untuk memeratakan pendidikan memang tidak mudah dan mungkin malah tidak bisa terjadi. Akibatnya orangtua dan siswa kesal dengan kebijakan tersebut. 

Orangtua siswa di sekolah kami pun keukeuh menyekolahkan putranya di SMP favorit. Saya tanyakan alasannya, biar bisa dididik lebih disiplin. Dari saudaranya yang lebih dulu bersekolah di sana, sewaktu masih ada seleksi nilai USBN untuk PPDBnya diberitahu kalau sekolah di sana dan tertinggal materinya maka akan ditinggal. 

Saya paham maksudnya. Jika di SD kami memanusiakan siswa, mendidik dengan mengikuti keragaman kemampuan akademik siswa. Siswa yang pandai lebih cepat menyelesaikan materi pelajaran, sedang siswa yang berkemampuan di bawahnya tetap dilayani sesuai kemampuannya. 

Jika dilihat dari kasus sekolah kami maka secara tak langsung sama saja proses pembelajaran di sekolah kami dengan sekolah lanjutan favorit itu. Sekali lagi sama. 

Namun yang perlu digaris bawahi adalah nasib para siswa yang akademiknya tinggi tetapi dilihat dari zonasinya jauh dari sekolah maka mereka akan kecewa sekali. Mereka merasa sudah berjuang mati-matian namun tak bisa mewujudkan cita-citanya untuk bersekolah di sekolah impiannya. Kita bayangkan saja prosentase siswa yang diterima dari zonasi 90 %, sedang jalur prestasi dan perpindahan orangtua masing-masing 5 %.

Akun Instagram Kemdikbudri diserbu para siswa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun