Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Karena Aku Sahabatmu

6 Juni 2019   22:09 Diperbarui: 6 Juni 2019   22:19 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kudipertemukan dengan mas Syafri olehNya, hatiku semakin mantap untuk menyambutnya sebagai calon imamku. Pinangan keluarganya terjawab oleh pertemuan kami kembali. 

Aku menjadi sedikit lupa dengan sahabatku yang juga mencintai mas Syafri, Asih. Setelah kumenyadari itu, aku kembali menjadi resah. Sebelum pinangan keluarga mas Syafri, aku sudah menjauhinya. Ya demi Asih. Aku tak mau jika Asih kembali patah hati dan ingin mengakhiri hidupnya lagi. 

Untuk apa aku mati-matian membantunya bangkit jika akhirnya aku menghempaskan dari ketinggian. Aku benar-benar resah. 

"Dik, kelahiran, jodoh, kematian semua menjadi rahasia Allah. Bukankah kamu juga beristiharah untuk jawaban pinanganku? "

Mas Syafri mencoba untuk menghalau kebimbanganku. Bagaimanapun kebahagian sudah di depan mata, namun kerisauan untuk mewujudkan kebahagiaan kembali mengisi hatiku. 

"Aku merasa bersalah, mas. Asih pasti sangat sedih saat ini... "

"Dia perempuan yang sudah kau kuatkan, dik. InsyaAllah dia akan menerima. Apalagi sejak awal hatiku telah memilihmu"

**

Aku tengah berada di beranda kos. Mengerjakan skripsi dan mengolah data-data penelitianku. Meja penuh dengan kertas, buku, cemilan dan air putih. 

Di tengah-tengah aktivitasku itu, di halaman kos terdengar suara motor berhenti. Kulihat dengan seksama. Kuperhatikan siapa gerangan yang datang. 

Kukerutkan dahiku. Kumerasa mengenalnya tapi aku lupa siapa dia. Gadis anggun, berjilbab berkaca mata, wajah ovalnya tak asing di mataku. Dan benar, gadis itu adalah Asih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun