Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Riak-riak Cinta

28 April 2019   22:32 Diperbarui: 10 November 2019   00:28 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku nggak bisa tenang kalau kamu seperti ini, sayang. Please, jangan marah...", ucapnya putus asa. 

Kuhela nafas panjang. Kutahan air mata yang menghias di pelupuk mataku. 

"Siapa yang marah, mas? Aku apa mas Widi? Salah apa sih aku, mas? Aku lemburan dan komunikasi dengan teman-teman, mas marah. Aku tak masak, mas marah. Apa aku pembantumu, mas?", tanyaku. Air mataku berjatuhan juga akhirnya. 

Mas Widi meraih tubuhku. Dia memelukku. 

"Aku berusaha menjadi istri yang baik, mas. Tapi mas sendiri cuek. Malah mas lebih memperhatikan teman mas.."

Kuluapkan semua uneg-uneg yang ada di hati dan pikiranku. 

"Kalau mas Widi sudah menilai aku sebagai istri yang tak baik, mas Widi antarkan aku ke rumah bapak ibu saja, mas..."

***

Saat ini mas Widi sedang menata taman depan rumah. Segala macam bunga ditanam dalam pot dan ditata rapi. 

"Wis, ketimbang salah dan kamu ngambeg lagi, dik. Aku merawat dan merhatiin bunga di taman saja. Lebih enak dan asri dilihat. Kalau merhatiin bunga desa dan bunga kampus bisa bikin aku nggak dapat jatah makan...", jawabnya ketika kutanya mengapa dia sering membeli bunga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun