Selepas usainya KKN-PPL, aku lebih fokus dengan penulisan proposal skripsiku. Menjadi pejuang skripsi memang harus pantang menyerah. Menemui Dosen Pembimbing Skripsi, revisi, konsultasi, revisi dan seterusnya.Â
Aku sama sekali tak mengejar gelar Sarjana dengan kategori kelulusan cumlaude. Bisa melalui kuliah persemester tanpa mengulang perkuliahan di mata kuliah saja sudah alhamdulillah. Yang penting IPK masih tiga koma.Â
Sementara si cuek Tio, kekasihku, masih mengulang beberapa mata kuliah.
"Kamu sih nggak mau bantu ngerjain tugasku...", ucapnya.Â
"Kok aku jadi yang disalahin. Udah tahu kita beda jurusan ya aku jelas nggak bisa bantu..."
"Berarti kamu sering bantu Wahyudi kalau begitu. Mengkhawatirkan, Ra"
Aku meninju lengan Tio. Sembarangan aja dia bilang kalau aku mengkhawatirkan. Dalam kata lain dia nuduh aku sebagai kekasih yang tak setia.Â
***
Di kantin kampus.Â
Tiba-tiba saja Pak Widi menghampiriku.Â
"Skripsimu sudah selesai, dik?", sapanya sambil duduk di sebelahku.Â