Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Siaran Televisi Beragam, Mari Bijak dalam Memilih Material Tontonan untuk Anak

31 Maret 2019   21:22 Diperbarui: 1 April 2019   03:18 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kondisi ini tidak segera ditangani maka khawatirnya secara fisik dan mental akan terganggu. Anak jarang bergerak atau melakukan aktivitas fisik sehingga kesehatan juga bisa terganggu.  Bahkan mentalpun bisa terganggu. Mereka bisa uring-uringan ketika tertinggal menonton tayangan televisi favoritnya.

Anak menjadi jauh dari dunia buku dan bacaan 
Ini merupakan dampak yang biasa membuat orangtua, terutama emak-emak, menjadi gregetan dan marah kepada anaknya. Anak tak mau belajar, tak mau mengulangi pelajaran yang sudah didapatkan di sekolah, apalagi membaca. Padahal buku adalah jendela dunia. Buku atau bacaan lainnya yang dibaca akan memberikan pengetahuan yang luas bagi anak. 

Namun ketika anak sibuk menonton televisi maka buku hanya akan tertumpuk di meja belajar. Dampaknya si anak akan kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah. Otomatis secara akademis kemampuan anak akan berkurang. 

Meningkatkan gaya hidup konsumtif
Dampak ini berkaitan dengan iklan yang wira-wiri di layar kaca, di jeda tayangan televisi. Beragam produk diiklankan akan membuat anak kepingin menikmati, memiliki dan merasakan produk tersebut. 

Mau tidak mau, dengan sedikit terpaksa, sang ibu menuruti keinginan anak. Akan tetapi akan lebih baik jika tak semua keinginan anak dipenuhi agar mereka bisa belajar bahwa tak semua yang diinginkan bisa terpenuhi. Agar perilaku konsumtif bisa ditekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun