Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Jajanan Pasar yang Bikin Kangen dari Pasar Pahing Karangmojo

2 Maret 2019   06:04 Diperbarui: 2 Maret 2019   19:58 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puli tempe ini juga dibungkus dengan daun jati ketika dibeli di pasar Karangmojo. Pict: Komunitas Karangmojo/IG

Di tengah menjamurnya pasar modern di wilayah Karangmojo, Gunungkidul masih banyak warga yang lebih senang berbelanja di pasar tradisional ini. Tak terkecuali di pasar Karangmojo.  Lokasinya tepat di pusat kota, di sebelah barat perempatan Karangmojo.

Oh iya... Orang-orang desa lebih senang menyebut pasar tradisional ini dengan nama Pasar Pahing karena pasar ini beroperasi ketika pasaran Pahing saja. Jadi hanya lima hari sekali beroperasi.

Ketika pasaran Jawa menunjukkan pasar Pahing maka bagian depan pasar terlihat beberapa mobil angkutan penumpang yang berjajar di antara lalu lalang para pengunjung pasar. Memang sampai saat ini kebanyakan dari para pengunjung pasar dari berbagai desa di kecamatan Karangmojo ketika ke pasar ini naik transportasi, mobil bak terbuka.

Kondisi pasar tradisional Karangmojo sekarang sudah lebih rapi. Rehab sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu.

Nah...ketika kita ke pasar tradisional Karangmojo (Pasar Pahing) ini banyak yang bisa dibeli. Seluruh kebutuhan sehari-hari dijual di sana. Tetapi ada beberapa makanan khas yang bisa dibeli.

1. Kicikan

Kicikan dengan bungkus daun jati. Pict: Komunitas Karangmojo/ IG
Kicikan dengan bungkus daun jati. Pict: Komunitas Karangmojo/ IG
Kicikan adalah masakan dengan bahan dasar jeroan sapi. Rasanya sangat khas, gurih tapi agak manis. Untuk membeli kicikan ini para pembeli harus rela mengantri. Kicikan ini dibungkus dengan daun jati. Tiap bungkus dibandrol harga 4 ribuan.

Kalau ada perantau yang kebetulan pulang kampung biasanya membeli kicikan dengan membawa wadah sendiri, entah menggunakan rantang atau panci lainnya.

2. Puli tempe

Puli tempe ini juga dibungkus dengan daun jati ketika dibeli di pasar Karangmojo. Pict: Komunitas Karangmojo/IG
Puli tempe ini juga dibungkus dengan daun jati ketika dibeli di pasar Karangmojo. Pict: Komunitas Karangmojo/IG
Puli adalah makanan yang berasal dari nasi yang diberi obat puli kemudian diberi bumbu, dikukus dan ditumbuk sampai kenyal. Puli akan terasa lebih nikmat bila dikonsumsi bersama tempe bacem.

3. Tempe manding

Jajanan tempe manding rebus berbalut parutan kelapa. Pict: imgrumweb.com
Jajanan tempe manding rebus berbalut parutan kelapa. Pict: imgrumweb.com
Tempe manding adalah tempe yang dibuat dari biji mlanding atau manding. Di pasar tradisional biasanya ada yang menjual tempe manding dalam kondisi mentah maupun matang. Bila ingin langsung menikmati maka pembeli bisa membeli tempe manding matang. Tempe digodok atau dikukus dan diberi sedikit parutan kelapa. Dinikmati dengan cabe rawit akan terasa lebih maknyus.

Akan tetapi bila membeli tempe manding mentah maka kita bisa menggoreng atau dimasak sesuai selera.

Perlu saya garis bawahi bahwa makanan tradisional ini bisa dibeli juga di pasar tradisional lain seperti Pasar Wage, Pasar Kliwon, Pasar Legi, Pasar Pon. Masing-masing pasar tradisional ini juga beroperasi setiap pasaran tiba, lima hari sekali. Lokasinya pasarannya pun berbeda meski masih dalam satu kecamatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun