Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel | Si Putih Pemberani dan Singa yang Baik Hati

11 Januari 2019   12:38 Diperbarui: 12 Januari 2019   07:34 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pict: purwoudiutomo.com

" Ada apa hai, singa? Ku lihat dari tadi kamu kok di situ...", Si Putih memberanikan diri untuk bertanya pada singa.

" Aku lelah sekali, kelinci kecil . Sejak Maghrib tadi aku tertimpa cabang pohon ini. Badanku sakit ketika aku memaksa melepaskan dari tubuhku ini..."

Singa itu memang sangat lemah. Si Putih merasa kasihan melihatnya.

" Kasihan sekali kau, singa. Tapi aku tak bisa membantu juga. Lihatlah tubuhku juga terlalu kecil untuk memindahkan cabang pohon dari tubuhmu..."

" Iya, kelinci kecil . Tapi tolong bantu aku ya. Tolong panggilkan ibuku di pinggir hutan dekat kebun wortel yang sangat luas. Di sana...", Singa menunjukkan letaknya.

Si Putih ingin membantu singa itu, tetapi dia merasa sudah terlalu lama pergi. Sekarang sudah tengah malam. Kalau ibu dan bapak tahu dirinya pergi tanpa pamit, pasti akan marah. Tetapi singa itu juga sangat lemah. Si Putih ragu untuk mengabulkan permintaan singa. Lama dia berpikir.

" Baiklah...aku akan coba membantumu. Tapi jangan-jangan aku nanti diterkam ibumu hai, singa...", Si Putih menyelidik.

" Tidak, kelinci kecil. Ibu tak akan menerkammu. Bilang ke ibuku kalau aku terkena musibah di sini. O iya...aku Lion... Tolong ya, kelinci kecil . Aku sudah lemas sekali..."

"Baiklah, singa. Aku akan ke rumah ibumu..."

Si Putih bergegas menuju rumah ibu Lion. Dekat kebun wortel tadi.

***Bersambung***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun