" Ada apa hai, singa? Ku lihat dari tadi kamu kok di situ...", Si Putih memberanikan diri untuk bertanya pada singa.
" Aku lelah sekali, kelinci kecil . Sejak Maghrib tadi aku tertimpa cabang pohon ini. Badanku sakit ketika aku memaksa melepaskan dari tubuhku ini..."
Singa itu memang sangat lemah. Si Putih merasa kasihan melihatnya.
" Kasihan sekali kau, singa. Tapi aku tak bisa membantu juga. Lihatlah tubuhku juga terlalu kecil untuk memindahkan cabang pohon dari tubuhmu..."
" Iya, kelinci kecil . Tapi tolong bantu aku ya. Tolong panggilkan ibuku di pinggir hutan dekat kebun wortel yang sangat luas. Di sana...", Singa menunjukkan letaknya.
Si Putih ingin membantu singa itu, tetapi dia merasa sudah terlalu lama pergi. Sekarang sudah tengah malam. Kalau ibu dan bapak tahu dirinya pergi tanpa pamit, pasti akan marah. Tetapi singa itu juga sangat lemah. Si Putih ragu untuk mengabulkan permintaan singa. Lama dia berpikir.
" Baiklah...aku akan coba membantumu. Tapi jangan-jangan aku nanti diterkam ibumu hai, singa...", Si Putih menyelidik.
" Tidak, kelinci kecil. Ibu tak akan menerkammu. Bilang ke ibuku kalau aku terkena musibah di sini. O iya...aku Lion... Tolong ya, kelinci kecil . Aku sudah lemas sekali..."
"Baiklah, singa. Aku akan ke rumah ibumu..."
Si Putih bergegas menuju rumah ibu Lion. Dekat kebun wortel tadi.
***Bersambung***