"Tapi sekarang kan sudah siang, ikan. Pantas kalau gadis kecil itu bingung dan menangis. Pasti dia khawatir akan kucingnya yang lucu itu..."
Angsa melihat ke arah gadis kecil itu. Gadis kecil itu terus menangis meski dihibur oleh ibunya. Dia menangis tersedu sampai keseseken. Angsa tidak tega melihat gadis kecil itu.
"Aku akan membantu mencarikan kucing gadis kecil itu, ikan...", Ucap angsa.
"Kamu mau mencarinya? Mau kamu cari di mana?", Tanya ikan.
"Entahlah... Aku belum tahu. Aku akan tanya pada siapapun. Mungkin ada yang melihat kucing itu..."
Angsa segera melangkah menuju sungai. Siapa tahu kucing itu bermain di sana. Tetapi sesampainya di sana dia tak menemukan kucing milik gadis kecil itu. Dia bertanya pada tupai yang berada di sekitar sungai.
"Hai, tupai. Apakah kamu melihat kucing cantik warna coklat yang lucu berada di sekitar sini?"
"Kucing...? Oh... Iya. Aku ingat. Tadi dia bermain di sini sebentar. Tapi dia segera pergi ketika bertemu temannya...", Jelas tupai. Tupai itu dengan cepat naik pohon kelapa di sebelahnya.
"Lalu mereka berjalan ke arah mana, tupai?"
Tupai sepertinya tak mendengar pertanyaan angsa itu. Tupai terlihat makan buah kelapa di pohon. Kelihatannya segar sekali. Angsa menelan ludah melihatnya. Akan tetapi dia ingat bahwa dia sedang mencari kucing milik gadis kecil itu. Dia bergegas menuju tempat lain. Tak dirasakan rasa lapar. Dia hanya minum air ketika melewati persawahan yang cukup melimpah air irigasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H